REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menyunting situs webnya dengan menghapus kalimat yang menyatakan perubahan iklim disebabkan manusia. EPA juga menyesuaikan sejumlah halaman untuk lebih menekankan perubahan iklim dipicu “proses alami.”
Dikutip dari CGTN, Kamis (11/12/2025), EPA menghapus pernyataan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) yang mencatat, “Sangat jelas bahwa pengaruh manusia telah memanaskan atmosfer, lautan, dan daratan” di halaman mengenai “Penyebab Perubahan Iklim.” EPA juga menghapus satu halaman lain yang menjelaskan indikator utama perubahan iklim seperti kenaikan permukaan laut dan menyusutnya es Arktik.
Di bawah pemerintahan Donald Trump, EPA telah membatalkan sejumlah peraturan yang bertujuan menanggulangi perubahan iklim. Pemerintah Trump juga mengurangi fokus badan tersebut terhadap isu perubahan iklim.
Pada Maret, badan tersebut mengumumkan rencana untuk mengincar lebih dari dua lusin aturan dan kebijakan dalam apa yang disebut sebagai “hari deregulasi paling berkonsekuensi dalam sejarah AS,” sebuah langkah untuk meninjau kembali aturan era pemerintahan mantan Presiden Joe Biden yang bertujuan membatasi emisi gas rumah kaca.
Pada akhir Juli, EPA merilis proposal untuk mencabut “Temuan Bahaya 2009” (2009 Endangerment Finding) era pemerintahan mantan Presiden Barack Obama. Temuan ini sebelumnya menjadi dasar bagi berbagai peraturan lingkungan, termasuk “mandat kendaraan listrik Pemerintahan Biden-Harris.”
“Jika diselesaikan, proposal tersebut akan mencabut semua peraturan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan untuk kendaraan bermotor dan mesin,” kata badan tersebut dalam pernyataan pada 29 Juli.
Beberapa jam setelah proposal itu dirilis, Departemen Energi AS (DOE) menerbitkan laporan setebal 150 halaman yang membela langkah tersebut. Dalam pengantarnya, Menteri Energi Chris Wright menulis bahwa kekhawatiran ilmiah terkait krisis iklim “berlebihan.”
“Perubahan iklim adalah tantangan, bukan bencana,” tulis Wright.
Para pengkritik menilai langkah EPA dan DOE berisiko meningkatkan emisi gas rumah kaca secara signifikan dalam beberapa dekade mendatang.