REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ESG dan CSR sering kali dianggap sebagai konsep yang sama, padahal sebenarnya berbeda. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) mengacu pada strategi keberlanjutan yang digunakan perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan dijalankan secara etis. Sebaliknya, Environmental, Social, Governance (ESG) adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur keberlanjutan perusahaan secara keseluruhan.
Anggap saja, CSR adalah kerangka kerja keberlanjutan yang digunakan oleh organisasi, sementara ESG mengukur tingkat keberlanjutan organisasi. Satu dekade yang lalu, CSR adalah kata kunci untuk praktik bisnis yang berkelanjutan. Saat ini, semua orang tampaknya berbicara tentang Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola, yang juga dikenal sebagai ESG.
Jika diperinci, CSR adalah konsep manajemen di mana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan ke dalam strategi bisnis mereka, untuk memberikan dampak positif pada masyarakat sekaligus meningkatkan reputasi merek. Tujuan CSR dapat berupa, misalnya, mengurangi jejak karbon, memperbaiki kebijakan ketenagakerjaan, membangun ruang kantor yang ramah lingkungan, atau inisiatif seperti menciptakan produk baru dari limbah plastik.
Istilah ini mulai menarik perhatian pada tahun 1970-an, dan pada awal tahun 2000-an, istilah ini telah menjadi strategi penting bagi banyak perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil. Banyak yang telah berubah sejak saat itu. Meskipun CSR merupakan strategi yang sangat baik untuk mendorong kesadaran akan inisiatif organisasi, para pemangku kepentingan saat ini menuntut transparansi dan bukti yang jelas tentang komitmen berkelanjutan.
Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa bahkan perusahaan dengan skor CSR yang tinggi secara keseluruhan terlibat dalam beberapa bentuk praktik greenwashing. Saat ini, transparansi adalah tulang punggung klaim keberlanjutan perusahaan, dan di situlah ESG berperan.
ESG adalah penilaian keberlanjutan yang menggunakan metrik Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola untuk mengevaluasi seberapa berkelanjutan dan tangguh sebuah perusahaan sehingga dapat mempertanggungjawabkan klaim keberlanjutannya.
Dalam beberapa tahun terakhir, minat investor dan pemangku kepentingan perusahaan lainnya terhadap ESG telah meroket, dan bahkan digambarkan sebagai tren dekade ini. Di satu sisi, hal ini dipandang sebagai cara untuk menangkap risiko dan peluang perusahaan dengan lebih baik.
ESG tidak seperti halnya CSR yang hanya berkutat para reputasi bisnis, meningkatkan kredibilitas merek, atau meningkatkan loyalitas. ESG mengambil langkah lebih jauh dengan mengukur upaya-upaya ini dengan penilaian yang lebih tepat.
ESG juga membantu perusahaan memenuhi peraturan dan tuntutan yang ada dan yang akan datang, menanggapi perubahan iklim dan risiko sosial lainnya, memperoleh wawasan yang benar tentang risiko dan peluang perusahaan, menjadi lebih menarik bagi investor, membuka nilai kompetitif, membangun kepercayaan di antara para pemangku kepentingan seperti investor dan konsumen, serta menghilangkan greenwashing.