Senin 23 Oct 2023 22:05 WIB

Industri Besi dan Baja Diminta Terapkan Prinsip Keberlanjutan Capai NZE 2050

Industri besi dan baja diminta aktif meminimalkan dampak emisi terhadap lingkungan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nora Azizah
Industri besi dan baja diminta berperan aktif meminimalkan dampak emisi karbon terhadap lingkungan.
Foto: Istimewa
Industri besi dan baja diminta berperan aktif meminimalkan dampak emisi karbon terhadap lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta industri besi dan baja menjadi contoh dalam penerapan berbagai prinsip keberlanjutan. Industri diminta berperan aktif dalam meminimalkan dampak lingkungan.

Agus mengatakan, The Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) sebagai perwakilan industri besi dan baja dapat mendukung berbagai upaya pemenuhan kebutuhan domestik terhdap baja. Kemudian, juga meningkatkan kualitas produk baja dan berinisiatif mengembangkan energi terbarukan.

Baca Juga

Energi terbarukan terkait rencana aksi dekarbonisasi di sektor industri. Sektor industri ditargetkan mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2050 atau 10 tahun lebih cepat dari target nasional pada 2060.

Agus mengatakan, industri baja menjadi salah satu sektor yang cukup diperhatikan dalam rencana aksi ini. Isu mengenai energi terbarukan yang ramah lingkungan menjadi tantangan bagi industri baja.

"Kita tahu IISIA memiliki visi yang sangat jauh ke depan, yaitu mengembangkan industri baja yang berdaya saing dan ramah lingkungan. Mudah-mudahan Pengurus IISIA dapat menjalankan dengan baik program kerja yang sudah dibuat dan berkolaborasi dengan Kemenperin dalam memajukan industri baja nasional dan mewujudkan visi tersebut," ujar Menperin, dalam Pengukuhan Pengurus IISA Periode 2023-2025 di Jakarta, Senin (23/10/2023).

Ia bertekad terus berupaya menciptakan iklim usaha kondusif melalui pelaksanaan berbagai program dan kebijakan strategis. Tujuannya, untuk melindungi sekaligus mengembangkan industri baja nasional serta meningkatkan daya saing industri.

Ia berharap, beragam kebijakan itu dapat menarik investasi baru dan ekspansi di sektor industri baja. Kemudian, bisa meningkatkan harmonisasi antara industri baja dari hulu hingga hilir.

Sebagai informasi, di tengah kondisi perekonomian global yang melambat, industri logam dasar tumbuh sebesar 11,49 persen year on year (yoy). Hal itu didorong oleh peningkatan permintaan ekspor produk baja dan ferronickel.

Perkembangan neraca perdagangan produk baja tahun 2023 juga dinilai menggembirakan. Selama periode kuartal I 2023, terjadi surplus 3,15 miliar dolar AS, naik 14,6 persen dibandingkan periode sama pada 2022 dengan nilai surplus 2,75 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement