Senin 06 Nov 2023 16:25 WIB

5 Tahun Lagi Bumi Bahkan tak Bisa Bertahan dari Pemanasan Global, Apa yang akan Terjadi?

Studi menunjukkan dunia akan capai ambang batas iklim kritis tiga tahun ke depan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Studi mengungkap bahwa jika manusia terus menggunakan bahan bakar fosil maka dunia tidak sanggup dengan pemanasan global.
Foto: www.freepik.com
Studi mengungkap bahwa jika manusia terus menggunakan bahan bakar fosil maka dunia tidak sanggup dengan pemanasan global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam waktu kurang dari lima tahun lagi, sekitar awal tahun 2029, dunia kemungkinan besar tidak akan mampu bertahan di bawah batas suhu pemanasan global yang telah disepakati secara internasional. Itu akan terjadi jika dunia terus membakar bahan bakar fosil dengan kecepatan seperti saat ini, demikian menurut sebuah studi baru.

Studi ini menunjukkan bahwa dunia akan mencapai ambang batas iklim kritis dalam tiga tahun ke depan, yaitu kenaikan 1,5 derajat Celcius sejak tahun 1800-an. Di luar kenaikan suhu tersebut, risiko bencana meningkat, karena dunia kemungkinan akan kehilangan sebagian besar terumbu karang, lapisan es yang penting dapat mencair dan tidak dapat dipulihkan lagi, serta krisis air, gelombang panas, serta kematian akibat cuaca ekstrem meningkat secara dramatis.

Baca Juga

Mencapai ambang batas tersebut akan terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, karena dunia telah membuat kemajuan dalam membersihkan jenis polusi aerosol, partikel mikro berbentuk cair atau padat. Penulis utama studi mengatakan, aerosol sedikit mendinginkan planet ini dan menutupi efek pembakaran batu bara, minyak, dan gas alam. Dengan kata lain, meskipun membersihkan polusi aerosol adalah hal yang baik, keberhasilan tersebut berarti kenaikan suhu yang sedikit lebih cepat.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change ini, menghitung apa yang disebut sebagai 'anggaran karbon' yang tersisa, yaitu berapa banyak bahan bakar fosil yang dapat dibakar di dunia dan masih memiliki peluang 50 persen untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius sejak masa pra-industri. Itu adalah ambang batas yang ditetapkan oleh perjanjian Paris 2015.

Dalam 10 tahun terakhir, suhu bumi rata-rata 1,14 derajat Celcius lebih panas dari abad ke-19. Tahun lalu 1,26 derajat Celcius lebih panas dan tahun ini kemungkinan akan melampaui angka tersebut.

Studi baru ini menetapkan anggaran karbon sebesar 250 miliar metrik ton. Dunia membakar lebih dari 40 miliar metrik ton per tahun (dan masih terus meningkat), menyisakan waktu enam tahun lagi. Namun, enam tahun itu dimulai pada Januari 2023, jadi sekarang tinggal lima tahun dan beberapa bulan lagi.

"Bukan berarti perjuangan melawan perubahan iklim akan kalah setelah enam tahun, tetapi saya pikir mungkin jika kita belum berada pada lintasan penurunan yang kuat, akan terlambat untuk memperjuangkan batas 1,5 derajat Celcius," kata penulis utama studi sekaligus ilmuwan iklim dari Imperial College London, Robin Lamboll, seperti dilansir Phsy pada Senin (6/11/2023).

Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB tahun 2021 memberikan anggaran sebesar 500 miliar metrik ton yang menunjuk pada tanggal pertengahan 2032 untuk mengunci 1,5 derajat. Sebuah pembaruan yang dilakukan oleh banyak penulis IPCC pada bulan Juni ini menghasilkan anggaran karbon yang sama dengan tim Lamboll, tetapi menurut co-chair laporan IPCC dan ilmuwan iklim Valerie Masson-Delmotte, analisis Lamboll lebih terperinci.

Perubahan terbesar dari laporan tahun 2021 ke studi tahun ini adalah bahwa penelitian baru menunjukkan pengurangan yang lebih besar dalam emisi aerosol, yang menyebabkan udara jelaga yang mendinginkan planet ini menutupi efek gas rumah kaca yang lebih besar. Ketika dunia membersihkan emisi karbon yang dihasilkannya,secara bersamaan dunia juga mengurangi aerosol pendingin dan penelitian ini memperhitungkan hal tersebut, seperti halnya perubahan pada simulasi komputer.

Meskipun anggaran karbon terlihat akan habis di awal tahun 2029, bukan berarti dunia akan langsung mencapai suhu 1,5 derajat lebih hangat dari masa pra-industri. Perubahan suhu yang sebenarnya dapat terjadi sedikit lebih awal atau satu atau dua dekade kemudian, namun hal tersebut akan terjadi setelah anggaran habis.

“Orang-orang tidak boleh salah mengartikan kehabisan anggaran 1,5 derajat Celcius sebagai satu-satunya waktu yang tersisa untuk menghentikan pemanasan global,” kata Lamboll.

Studi mereka mengatakan bahwa anggaran karbon dengan peluang 50 persen untuk menjaga pemanasan di bawah 2 derajat Celcius adalah 1.220 miliar metrik ton, atau sekitar 30 tahun.

"Kami tidak ingin hal ini ditafsirkan sebagai enam tahun untuk menyelamatkan planet ini. Jika kita dapat membatasi pemanasan hingga 1,6 derajat Celcius, 1,65 atau 1,7 derajat Celcius, itu jauh lebih baik daripada 2 derajat. Kita masih harus berjuang untuk setiap sepersepuluh derajat,” ujar salah satu penulis studi sekaligus ilmuwan iklim dari University of Leeds, Christopher Smith.

Menjelang negosiasi iklim PBB (COP28) di Dubai, para pemimpin dunia masih mengatakan bahwa batas 1,5 derajat masih dapat dicapai. Lamboll mengatakan bahwa membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat secara teknis memungkinkan, tetapi secara politis sulit dan tidak mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement