Jumat 10 Nov 2023 23:26 WIB

AS Alami 25 Bencana Selama 2023, Terbanyak Sejak 1980

Cuaca ekstrem juga diprediksi masih mengancam AS.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Amerika Serikat telah mengalami 25 bencana selama tahun 2023 dengan kerugian cukup besar.
Foto: BBC
Amerika Serikat telah mengalami 25 bencana selama tahun 2023 dengan kerugian cukup besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat telah mengalami 25 bencana selama tahun 2023, yang masing-masing menyebabkan kerusakan sebesar 1 miliar dolar AS. Dan sebuah analisis terbaru menunjukkan bahwa peristiwa cuaca yang lebih ekstrem masih mengancam negara Paman Sam.

Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) merilis laporan iklim bulanan pada Rabu, yang mencakup perincian kejadian cuaca ekstrem bernilai miliaran dolar dalam 10 bulan di tahun ini. Dengan dua bulan tersisa di tahun 2023, 25 bencana yang dihitung hingga saat ini sudah mencatatkan rekor terbanyak dalam satu tahun sejak 1980 - ketika NOAA mulai membuat catatan seperti itu.

Baca Juga

Bencana besar tahun ini termasuk peristiwa banjir di Timur Laut dan California, kebakaran hutan yang mematikan di Hawaii, Badai Idalia pada bulan Agustus, kekeringan dan gelombang panas yang melanda wilayah Selatan dan Barat Tengah, serta serentetan badai besar di seluruh AS.

Dalam laporan terpisah, seperti dilansir NBC, Jumat (10/11/2023), NASA mengatakan bahwa beberapa wilayah di AS akan mengalami peningkatan banjir pada musim dingin ini, jika super El Nino terjadi. El Nino adalah pola iklim yang terjadi secara alami yang ditandai dengan perairan yang lebih hangat dari biasanya di Samudra Pasifik tropis bagian timur. Fenomena ini mempengaruhi suhu global, curah hujan, angin topan dan badai yang parah, dan biasanya menyebabkan anomali iklim dan cuaca yang ekstrem.

Jika El Nino yang kuat berkembang pada musim dingin ini, para ilmuwan NASA memprediksi, kota-kota di sepanjang pantai barat dapat mengalami peningkatan frekuensi banjir air pasang, yang dapat mengubah jalan menjadi saluran air dan menggenangi bangunan-bangunan di dataran rendah.

Sejauh ini pada tahun 2023, bencana cuaca dan iklim telah mengakibatkan kerusakan senilai lebih dari 73,8 miliar dolar AS, menurut pejabat NOAA. Jumlah 25 bencana yang terjadi dalam kurun waktu 10 bulan ini jauh melampaui rekor sebelumnya, yaitu 22 miliar dolar akibat cuaca ekstrem, yang terjadi pada tahun 2020.

Pencapaian suram ini menjadi tonggak sejarah baru di tahun yang penuh dengan cuaca ekstrem. Baru-baru ini, sebuah analisis yang dilakukan oleh organisasi nirlaba Climate Central juga menemukan bahwa 12 bulan terakhir merupakan yang terpanas yang pernah tercatat, dengan suhu rata-rata global dari November 2022 hingga Oktober mencapai 1,32 derajat Celcius di atas rata-rata pra-industri.

Sebuah laporan terpisah yang dirilis pada Rabu oleh layanan perubahan iklim Eropa, Copernicus, menemukan bahwa bulan lalu adalah Oktober terpanas yang pernah tercatat secara global. Para ilmuwan sekarang mengatakan bahwa rekor bulan Oktober ini menjamin bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas dalam sejarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement