Rabu 03 Jan 2024 16:40 WIB

Resolusi Tahun Baru 2024, Terapkan Pola Makan Nabati untuk Selamatkan Bumi

Pola makan nabati dinilai bisa mengurangi dampak dari perubahan iklim.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pola makan sehat atau nabati bisa menjadi resolusi 2024 karena membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Foto: www.pixabay.com
Pola makan sehat atau nabati bisa menjadi resolusi 2024 karena membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menerapkan pola makan yang lebih sehat mungkin menjadi salah satu resolusi Anda di Tahun Baru 2024. Namun, sering kali sulit untuk mewujudkan niat ini. Tapi ada alasan bagus untuk tetap bertahan dalam membuat pilihan makanan yang akan disantap. Pilihan-pilihan ini tidak hanya berdampak bagi kesehatan, tetapi juga pada kesehatan planet ini.

Sistem pangan menyumbang sepertiga emisi gas rumah kaca global. Jika dibiarkan, emisi ini mungkin akan menambah pemanasan yang cukup untuk membuat suhu rata-rata bumi melebihi kenaikan 1,5 derajat Celcius pada tahun 2060-an.

Baca Juga

Penelitian saat ini juga menempatkan polusi udara dalam daftar masalah yang disebabkan oleh pertanian. Peternakan hewan, khususnya, merupakan sumber utama emisi amonia. Emisi ini bereaksi dengan polutan lain untuk membentuk partikel halus, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, kanker paru-paru, dan diabetes.

Studi terbaru yang diterbitkan di Nature Communications, mengungkapkan bahwa beralih ke pola makan yang lebih sehat dan lebih banyak menggunakan bahan nabati dapat mencegah hingga 236 ribu kematian dini di seluruh dunia dan meningkatkan PDB global -hanya dengan meningkatkan kualitas udara.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 4 juta kematian dini yang terkait dengan polusi udara di luar ruangan pada tahun 2019. Pertanian bertanggung jawab atas sekitar seperlima dari kematian ini.

Penelitian yang dilakukan Toon Vandyck, peneliti di bidang Ekonomi KU Leuven, dan Marco Springmann, peneliti senior lingkungan dan kesehatan di University of Oxford, mempelajari apa yang akan terjadi pada kualitas udara jika orang-orang di seluruh dunia beralih ke pola makan yang lebih sehat dan lebih baik untuk lingkungan. Ini termasuk diet fleksibel dengan sedikit daging, diet vegetarian tanpa daging, dan diet vegan tanpa produk hewani.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa pergeseran ke pola makan nabati dapat secara signifikan mengurangi polusi udara. Daerah dengan banyak ternak, seperti Belgia, Belanda, Italia utara, Cina selatan, dan Amerika Serikat bagian barat tengah akan mengalami penurunan konsentrasi partikel halus yang sangat nyata,” kata Springmann seperti dilansir Phys, Rabu (3/1/2024).

Springmann mengatakan kualitas udara yang lebih baik mengarah pada kesehatan yang lebih baik. Ia menemukan bahwa lebih dari 100 ribu kematian dini dapat dicegah secara global dengan menerapkan pola makan fleksibel. Keuntungan kesehatan dari udara yang lebih bersih menambah manfaat yang diperoleh dari makan makanan yang lebih seimbang.

Manfaat kesehatan ini meningkat ketika orang mengonsumsi lebih sedikit produk hewani. Misalnya, jika semua orang menjadi vegan, jumlah kematian dini akibat polusi udara dapat berkurang lebih dari 200 ribu jiwa. Di Eropa dan Amerika Utara, menerapkan pola makan vegan dapat mengurangi kematian dini akibat polusi udara sekitar 20 persen.

Udara bersih adalah aspek yang sering diabaikan namun penting dalam lingkungan kerja. Penelitian telah menemukan bahwa polusi udara menurunkan produktivitas pekerja di berbagai jenis pekerjaan, mulai dari pertanian hingga pabrik. Sebagai contoh, penelitian telah menunjukkan bahwa polusi udara mempengaruhi produktivitas pemetik blueberry dan pengemas buah pir.

“Perkiraan kami menunjukkan bahwa udara yang lebih bersih dapat berdampak positif pada perekonomian. Kami menemukan bahwa pergeseran ke pola makan vegan dapat meningkatkan PDB global lebih dari 1 persen - keuntungan sebesar 1,3 triliun dolar AS,” kata Vandyck.

Menurut peneliti, meningkatkan kualitas udara sangat berarti bagi kesehatan dan ekonomi. Karenanya, perubahan pola makan harus diatur dengan tegas pada kebijakan. Menerapkan pola makan nabati adalah strategi yang hemat biaya untuk mengatasi emisi. Selain itu, hal ini juga mengurangi kebutuhan akan investasi yang mahal untuk peralatan yang mengurangi emisi untuk sistem peternakan, seperti scrubber yang menghilangkan amonia dari udara.

“Mengurangi konsumsi daging juga akan mengurangi kebutuhan akan tindakan lain yang lebih drastis untuk mengurangi polusi. Sebagai contoh, para peneliti sebelumnya menyarankan untuk memindahkan 10 miliar hewan dari Cina bagian selatan dan timur untuk mengurangi paparan amonia bagi orang-orang di wilayah ini,” kata peneliti.

Beralih ke pola makan yang lebih sehat dan lebih banyak menggunakan bahan makanan nabati menawarkan berbagai manfaat selain udara bersih. Manfaat ini termasuk risiko penyakit yang berhubungan dengan pola makan yang lebih rendah, menurunkan emisi gas rumah kaca, dan mengurangi penggunaan lahan, air, dan pupuk untuk pertanian.

Mencapai kemajuan yang ambisius di semua bidang ini pada saat yang sama akan menjadi tantangan jika kita hanya mengandalkan solusi teknologi. Selama musim panas tahun 2023, jaringan supermarket Jerman, Penny, melakukan eksperimen selama sepekan untuk meningkatkan kesadaran akan dampak nyata dari produk makanan terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Harga yang dibebankan kepada pelanggan memperhitungkan dampak produk makanan terhadap tanah, penggunaan air, kesehatan, dan iklim.

Menurut peneliti, konsep ini dapat diterapkan secara lebih luas. Namun, agar kebijakan ini adil dan dapat diterima, kebijakan ini perlu dibarengi dengan mengurangi PPN untuk produk buah dan sayuran, atau memberikan kompensasi kepada rumah tangga yang rentan. Dengan cara ini, pengeluaran pangan secara keseluruhan akan tetap terkendali dan rumah tangga berpenghasilan rendah akan terlindungi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement