Selasa 23 Jan 2024 20:40 WIB

AS Kucurkan Dana Pupuk dan Energi Terbarukan Hingga Rp 3,2 Triliun

AS berencana perluas produksi pupuk dan turunkan biaya energi bagi pertanian.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pemerintahan Joe Biden menggelontorkan dana sebesar 207 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,2 Triliun untuk proyek-proyek pupuk dan energi terbarukan dalam negeri.
Foto: www.freepik.com
Pemerintahan Joe Biden menggelontorkan dana sebesar 207 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,2 Triliun untuk proyek-proyek pupuk dan energi terbarukan dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintahan Joe Biden menggelontorkan dana sebesar 207 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,2 Triliun untuk proyek-proyek pupuk dan energi terbarukan dalam negeri, demikian menurut Menteri Pertanian AS Tom Vilsack. Menurut dia, upaya ini dilakukan untuk meningkatkan persaingan pemasok bagi para petani dan peternak AS serta membantu menurunkan biaya energi bagi para produsen pertanian.

Departemen Pertanian AS (USDA) telah menghibahkan 50 juta dolar AS untuk dibagikan pada tujuh proyek di tujuh negara bagian melalui Program Perluasan Produksi Pupuk (FPEP), yang dibuat untuk membantu memperluas produksi pupuk AS setelah perang Rusia-Ukraina.

Baca Juga

Hibah ini mencakup pembangunan fasilitas pupuk otomatis yang dirancang untuk memproduksi produk khusus di Nebraska, serta sebuah perusahaan di North Carolina yang membeli dan memasang fasilitas pencernaan anaerobik baru untuk memproduksi pupuk organik dan amonium sulfat.

Selain itu, USDA juga memberikan dana sebesar 157 juta dolar AS untuk 675 proyek yang berlokasi di 42 negara bagian melalui Program Energi Pedesaan untuk Amerika (REAP).

Proyek-proyek tersebut termasuk pemasangan array surya, atau kumpulan panel surya yang saling terhubung, di Colorado yang akan membantu fasilitas pengolahan air limbah. Lalu pemasangan sistem fotovoltaik surya di perkebunan kedelai di Pennsylvania, dan pemasangan sistem pendingin hemat energi di sebuah perusahaan daging yang memproduksi dendeng di South Dakota.

Lebih dari 94 juta dolar AS dari pendanaan REAP berasal dari Inflation Reduction Act, dan hibah  ini bertujuan untuk membantu para petani dan produsen pertanian untuk memangkas biaya energi dan menciptakan aliran pendapatan baru, ujar Vilsack.

"Investasi yang diumumkan akan memperluas akses ke infrastruktur energi terbarukan dan meningkatkan produksi pupuk dalam negeri, sambil menciptakan lapangan kerja dengan gaji yang baik dan menghemat uang masyarakat untuk biaya energi yang kemudian dapat mereka investasikan kembali ke dalam bisnis dan komunitas mereka," ujar Vilsack dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Reuters, Selasa (23/1/2024).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement