REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas menekankan pentingnya pengurangan emisi yang dihasilkan oleh food loss and waste (FLW) di Indonesia. Menurut Ifan Martino, perwakilan dari Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas, emisi tahunan akibat FLW setara dengan 1.700 metrik ton. Hal ini berkontribusi signifikan terhadap peningkatan emisi di Indonesia.
“Sebenarnya emisi banyak dari sektor lain ya, tapi ternyata food loss and waste ini memperparah emisi kita,” ujar Ifan di sela diskusi Forum Bumi II: Bagaimana Masa Depan Ketahanan Dan Keanekaragaman Pangan Indonesia, Kamis (10/10/2024).
Ifan mengatakan Bappenas menargetkan penurunan signifikan FLW hingga 75 persen pada 2045. Masalah ini juga menjadi bagian dari target Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada SDG 12.3.1 yang secara khusus memonitor penurunan food loss and waste hingga 2030.
“RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) dan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) sudah memasukkan FLW sebagai salah satu kebijakan penting dalam ekonomi sirkular,” lanjut Ifan.
Sebagai bagian dari upaya penurunan FLW, Bappenas baru saja meluncurkan peta jalan (roadmap) pengurangan food loss and waste hingga 2045. Peta jalan ini berisi strategi-strategi yang dikembangkan untuk mencapai target tersebut. Beberapa pendekatan strategis utama meliputi kebijakan yang mendukung penurunan FLW, peningkatan partisipasi semua pihak, serta implementasi intervensi di seluruh rantai nilai pangan.
“Yang lebih teknis dan ada budget-nya itu ada di RKP (Rencana Kerja Pemerintah),” kata Ifan. Di dalam RKP tersebut terdapat rincian kegiatan pemerintah, anggaran yang dialokasikan, dan upaya teknis untuk mengurangi FLW.