Ahad 16 Feb 2025 14:14 WIB

Eropa Diguncang Unjuk Rasa Iklim

Ribuan aktivis Jerman turun ke jalan untuk meningkatkan kesadaran iklim.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
 Aktivis iklim melakukan demonstrasi di Bandara Frankfurt, Jerman, Kamis (25/7/2024).
Foto: Letzte Generation via Stay Grounded Network
Aktivis iklim melakukan demonstrasi di Bandara Frankfurt, Jerman, Kamis (25/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Gelombang aksi unjuk rasa terkait iklim terjadi di sejumlah negara di Eropa. Mereka menuntut pemerintah untuk lebih serius mengatasi isu lingkungan.

Organisasi lingkungan Extinction Rebellion, misalnya, menggelar unjuk rasa di Bandara Inverness, Skotlandia. Sebelumnya, ribuan orang turun ke jalan di Jerman, untuk meningkatkan kesadaran iklim sebelum pemilihan umum yang dijadwalkan pada 23 Februari mendatang.

Baca Juga

Dikutip dari STV, dalam unjuk rasa, Sabtu (15/2/2025) di Skotlandia, Extinction Rebellion mendesak diakhirinya penerbangan dengan pesawat pribadi. Kelompok lingkungan lainnya, Scientist Rebellion juga menggelar aksi serupa di Bandara Billund, Denmark.

Satu hari sebelumnya, Jumat (14/2/2025) dikutip dari Euronews, ribuan aktivis Jerman turun ke jalan untuk meningkatkan kesadaran iklim menjelang pemilihan umum. Mereka menilai isu iklim terlupakan dalam pemilihan yang banyak didominasi isu imigrasi dan ekonomi.

Pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan "Hak  untuk masa depan, bukan masa depan (sayap) kanan" saat mereka berpawai di Berlin, dekat gedung parlemen. Unjuk rasa diselenggarakan Friday for Future, gerakan iklim yang dipimpin anak muda yang fokus mempromosikan kesadaran krisis iklim dan mendesak untuk perubahan.

Unjuk rasa ini sudah diumumkan sejak November tahun lalu di situs resmi Friday for Future. Kelompok itu mengatakan 100 ribu orang berpartisipasi dalam unjuk rasa di 150 lokasi di seluruh Jerman.

Protes-protes ini terjadi hanya lebih dari satu pekan sebelum warga Jerman pergi ke tempat pemungutan suara untuk memberikan suara mereka dalam pemilihan umum yang disebut-sebut sebagai pemilihan umum yang paling krusial dalam sejarah Jerman. Partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD) tampaknya akan meraih hasil pemilu nasional terkuatnya bulan ini.

Mereka sering menyerang kebijakan-kebijakan ramah lingkungan dan menyatakan keinginan untuk tidak melakukan tindakan apapun untuk mengatasi krisis. Jajak pendapat menempatkan AfD di posisi kedua menjelang pemilu nasional yang semakin dekat, dan diproyeksikan akan mendapatkan sekitar 20 persen suara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement