Kamis 20 Feb 2025 16:30 WIB

ASEAN, Jepang, dan UNDP Dorong  Ekonomi Biru Berkelanjutan

Ekonomi biru merupakan prioritas strategis bagi ASEAN.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Nelayan mulai menggunakan teknologi panel surya untuk bahan bakar kapal.
Foto: Antara
Nelayan mulai menggunakan teknologi panel surya untuk bahan bakar kapal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menurut World Economic Forum, pertumbuhan ekonomi biru berkelanjutan dapat menghasilkan keuntungan ekonomi hingga 15 triliun dolar AS lebih atau sekitar 15 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) global. Wakil Sekretaris Jenderal untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN Satvinder Singh mengatakan, ekonomi biru memegang peranan penting bagi ASEAN, mengingat lebih dari 66 persen dari total wilayah kawasan ini ditutupi lautan dan samudra.

"Hal ini menggarisbawahi pentingnya ASEAN untuk memanfaatkan potensi ekonomi biru secara bertanggung jawab, memastikan manfaat ekonomi diimbangi dengan pengelolaan lingkungan dan keadilan sosial," kata Singh di pembukaan ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching, Rabu (19/2/2025).

Baca Juga

Singh mengatakan, menyadari potensi ekonomi biru dan pengaruhnya terhadap lanskap ekonomi ASEAN, inisiatif ASEAN Blue Economy Innovation dilaksanakan di waktu yang tepat. Kegiatan ini memungkinkan kawasan untuk menemukan banyak bakat yang akan berkontribusi pada konservasi dan kemajuan ekonomi biru di kawasan ini.

United Nation Development Programme (UNDP) dalam pernyataannya, Kamis (20/2/2025) menyampaikan, ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching diresmikan Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN, Duta Besar Jepang untuk ASEAN, dan Kepala Perwakilan UNDP Indonesia.

Kegiatan ini dihadiri lebih dari 600 peserta, termasuk inovator dari kawasan tersebut, investor, pemimpin industri, dan pembuat kebijakan dari ASEAN dan Timor-Leste. Acara ini menggarisbawahi komitmen bersama ASEAN, Jepang, dan UNDP untuk mendorong ekonomi biru yang berkelanjutan, tangguh, dan inklusif.

Acara tersebut bagian proyek ASEAN Blue Economy Innovation, yang didanai Pemerintah Jepang dan dilaksanakan UNDP di kantornya di Jakarta, dan dilaksanakan di bawah Komite Koordinasi ASEAN untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Kegiatan ini menyediakan wadah strategis untuk investasi di sektor ekonomi biru yang tengah berkembang pesat di kawasan. 

Acara ini menampilkan 60 pemenang ASEAN Blue Innovation Challenge (ABIC),  kompetisi yang diselenggarakan di bawah proyek ASEAN Blue Economy Innovation. Para pemenang mewakili sepuluh negara ASEAN dan Timor-Leste, dan dipilih dari lebih dari 1.300 peserta yang mengusulkan solusi inovatif untuk memajukan ekonomi biru.

Solusi tersebut, antara lain, teknologi AI yang mendeteksi penyakit mematikan pada ikan, menyelamatkan petambak ikan dari kerugian yang signifikan; budi daya rumput laut untuk meningkatkan ketahanan pangan, pendapatan, dan penyerapan karbon; serta teknologi yang mengubah sampah plastik dari laut dan sungai menjadi bahan bakar.

Ekonomi biru merupakan prioritas strategis bagi ASEAN, yang memainkan peran penting dalam memajukan ketahanan pangan, ketahanan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan di kawasan ini.

Sejalan dengan ASEAN Blue Economy Framework yang diadopsi pada tahun 2023, proyek ASEAN Blue Economy Innovation menekankan penggunaan sumber daya laut dan air tawar yang berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga ekosistem.

UNDP melaporkan acara expo and business matching bertujuan untuk lebih meningkatkan dan mendorong inovasi guna mencapai tujuan tersebut. Dengan berfokus pada investasi berkelanjutan, expo ini telah menarik minat investor, termasuk dari Jepang, yang mencari high-impact ventures yang sejalan dengan keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan menghubungkan wirausahawan dengan investor, mitra bisnis, dan pembuat kebijakan, acara ini menciptakan peluang pembiayaan dan kolaborasi strategis untuk meningkatkan solusi inovatif yang mendukung pembangunan berkelanjutan di ASEAN.

“Tahun 2023 menandai 50 tahun persahabatan dan kerja sama ASEAN-Jepang, dan kami telah merumuskan ASEAN-Japan Economic Co-creation Vision. Salah satu dari empat pilarnya adalah ‘Promoting Open Innovation beyond Borders'," kata Duta Besar Jepang untuk ASEAN Kiya Masahiko.

Masahiko menambahkan tahun ini, Jepang akan terus memberikan dukungan dalam mengatasi tantangan penting di bidang ekonomi dan keuangan biru di negara-negara ASEAN dan Timor Leste.  Ia menggarisbawahi dedikasi Jepang untuk membina inovasi yang dipimpin ASEAN.

Diluncurkan pada bulan Mei 2024 di Sekretariat ASEAN, proyek ASEAN Blue Economy Innovation dirancang untuk mendorong transformasi ekonomi berkelanjutan di ASEAN dan Timor-Leste. Inisiatif ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi ribuan masyarakat di kawasan ini dengan menciptakan peluang baru bagi ekonomi lokal, meningkatkan ketahanan terhadap tantangan lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan, khususnya bagi mereka yang tergantung pada ekosistem laut dan pesisir. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement