Kamis 10 Apr 2025 17:31 WIB

Brasil Siapkan Pertemuan Pendahuluan untuk COP30

Pertemuan pendahuluan akan digelar pada Oktober.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Proyek sanitasi dan pembangunan dermaga baru untuk persiapan KTT COP30 di Belem, Brasil, 6 Februari 2025.
Foto: REUTERS/Adriano Machado
Proyek sanitasi dan pembangunan dermaga baru untuk persiapan KTT COP30 di Belem, Brasil, 6 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Brasil menjadwalkan pertemuan pendahuluan Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) untuk membantu negara-negara mempersiapkan diri menjelang perundingan global tersebut. Sekretaris Khusus Pemerintah untuk COP30 Valter Correia da Silva mengatakan, pertemuan pendahuluan ini akan digelar bulan Oktober, satu bulan sebelum negosiasi iklim digelar. 

Correia da Silva mengatakan, perundingan awal yang dikenal sebagai Pra-COP akan dilaksanakan di Brasilia, ibu kota Brasil, pada 14 dan 15 Oktober. Meskipun acara ini lebih kecil dan hanya melibatkan negosiator utama, Pra-COP menjadi semakin penting tahun ini.

Hal ini disebabkan oleh tantangan yang dihadapi negara-negara dalam memenuhi janji-janji baru mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab pemanasan global melalui rencana dan target pemangkasan emisi yang ditetapkan sendiri (NDC).

Hingga saat ini, lebih dari 90 persen persen negara belum berhasil memenuhi tenggat waktu  untuk menyerahkan NDC baru mereka bulan Februari lalu. Fokus dunia telah beralih ke perang dan perselisihan perdagangan, sementara pendanaan untuk proyek-proyek iklim mengalami penurunan.

Sebagai respons terhadap situasi tersebut, PBB memutuskan untuk memperpanjang tenggat waktu hingga bulan September.

"Pra-COP tahun ini dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan Belem. Niat Brasil adalah agar pembicaraan di sana dapat menghasilkan negosiasi yang efektif sebulan kemudian," kata seorang sumber yang mengatahu isu tersebut, Kamis (10/5/2025).

Indonesia salah satu negara yang belum menyerahkan NDC ke PBB. Laporan menunjukkan hanya 13 negara yang telah memenuhi tenggat waktu penyerahan NDC pada 10 Februari lalu. Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, Inggris, Brasil, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Swiss, Uruguay, Andorra, Ekuador dan Saint Lucia, Kepulauan Marshall, Singapura dan Zimbabwe.

Oleh karena itu, PBB memperpanjang tenggat waktu penyerahan NDC, memberikan waktu hingga bulan September kepada negara-negara untuk menyerahkan NDC mereka untuk dimasukkan ke dalam Laporan Sintesis NDC Sekretariat, yang akan dipresentasikan pada COP30 di Brasil.

NDC merupakan bagian penting dalam Perjanjian Paris. NDC menetapkan target dan rencana negara-negara untuk memenuhi target suhu. NDC juga berfungsi sebagai sinyal bagi investasi sektor publik dan swasta dalam transisi energi bersih. 

Namun, karena para ilmuwan memperingatkan dunia sudah berada di jalur yang tepat untuk melampaui 1,5 derajat, maka sangat penting untuk memiliki sistem yang menunjukkan posisi negara-negata dalam mencapai target iklim dan meminta pertanggungjawaban negara-negara atas komitmen yang telah mereka buat sejauh ini. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement