REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- PT Timah Tbk menebar 36 unit atraktor atau media serupa rumpon yang dirancang mengikuti kebiasaan cumi-cumi dalam berkumpul, di Perairan Buku Limau, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Langkah ini merupakan bagian dari upaya menjaga keseimbangan ekosistem laut serta memberikan dampak ekonomi positif bagi nelayan pesisir.
“Kami berharap atraktor ini menjadi rumah bagi cumi-cumi dan ikan, sehingga memudahkan nelayan meningkatkan hasil tangkapan,” kata Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan PT Timah, Anggi Siahaan, di Pangkalpinang, Sabtu (5/7/2025).
Menurut Anggi, inisiatif tersebut dilakukan bersama kelompok nelayan Pesisir Pulau Buku Limau dan merupakan bentuk sinergi antara pelestarian lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi lokal. “Penenggelaman atraktor ini tidak hanya menjaga ekosistem laut, tetapi juga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kelestarian sumber daya hayati dan kesejahteraan nelayan,” ujarnya.
Ketua Kelompok Nelayan Pesisir Pulau Buku Limau, Amirudin, menyambut baik langkah PT Timah. Ia menuturkan bahwa selama ini nelayan harus melaut jauh untuk menangkap cumi-cumi.
“Dengan adanya atraktor ini, kami berharap bisa menangkap cumi-cumi lebih dekat dari pesisir. Selain hasil tangkapan meningkat, kami juga bisa menghemat bahan bakar,” katanya.
Amirudin menambahkan, jarak lokasi penenggelaman atraktor yang hanya sekitar satu mil dari daratan menjadi solusi konkret atas tingginya biaya operasional nelayan, khususnya pembelian BBM. “Dulu kami harus keluar jauh ke laut, dan itu butuh banyak bahan bakar. Sekarang lebih dekat dan lebih hemat,” ucapnya.
Sekretaris Desa Buku Limau, Muhammad Agung, turut mengapresiasi langkah pelestarian laut tersebut. Ia menyebutkan bahwa mayoritas masyarakat desa adalah nelayan yang sangat bergantung pada kelestarian ekosistem laut.
“Sekitar 90 persen warga di sini adalah nelayan. Kami berharap keberadaan atraktor ini bisa menjaga ekosistem laut dan sekaligus menambah pendapatan warga,” ujarnya.