Rabu 14 May 2025 16:46 WIB

Warga Norwegia Desak Dana Kekayaan Negara Difokuskan ke Investasi Berkelanjutan

Warga memiliki komitmen sama untuk masa depan yang berkelanjutan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Investasi hijau (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Investasi hijau (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO — Warga Norwegia semakin vokal mendorong agar dana kekayaan negara milik pemerintah, Government Pension Fund Global (GPFG), lebih banyak diinvestasikan pada sektor-sektor yang menjawab tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis kesehatan, meskipun dengan risiko lebih tinggi dan imbal hasil lebih rendah.

Dana kekayaan Norwegia, yang berasal dari pendapatan minyak dan gas, saat ini bernilai sekitar 1,8 triliun dolar AS—setara dengan sekitar 326.000 dolar AS untuk setiap pria, wanita, dan anak-anak di negara itu.

Dalam upaya merefleksikan aspirasi masyarakat luas, tujuh organisasi non-pemerintah menggelar forum partisipatif yang melibatkan 56 warga terpilih berdasarkan usia, gender, latar pendidikan, asal daerah, dan sikap terhadap perubahan iklim.

Mereka bertemu secara berkala sejak Januari hingga Mei 2025 untuk merumuskan rekomendasi kepada parlemen. Hasilnya, warga mendesak agar sebagian dana minyak dialokasikan secara khusus untuk investasi yang berorientasi pada keberlanjutan, terutama di negara-negara berkembang.

“Persentase tertentu dari dana minyak harus disisihkan untuk investasi-investasi yang berkelanjutan, di mana kita menerima risiko yang lebih tinggi dan imbal hasil yang lebih rendah untuk mendorong pembangunan sosial dan ekonomi di negara-negara berkembang,” tulis laporan panel warga tersebut seperti dikutip Reuters, Selasa (13/5/2025).

Tak hanya soal arah investasi, laporan warga juga menyerukan adanya pedoman yang lebih ketat dan transparan mengenai penggunaan dana dalam situasi krisis seperti pandemi dan perang, serta dalam anggaran nasional. Selama ini, pemerintah dapat menggunakan hingga 3 persen dari total dana tanpa kewajiban memerinci penggunaannya.

Panel warga menyarankan dana tersebut lebih difokuskan untuk mendanai struktur sosial dasar seperti pendidikan, penelitian, dan inovasi, bukan sekadar menutup biaya administratif.

Panel juga mendorong percepatan implementasi dari alokasi 2 persen dana yang ditujukan untuk investasi langsung dalam proyek energi terbarukan di luar negeri. Saat ini, realisasi investasi pada sektor tersebut baru mencapai sekitar 0,1 persen dari total dana. Proyek yang dimaksud termasuk ladang angin dan pembangkit tenaga surya.

Lill Synnoeve Ludvigsen, seorang anggota panel berusia 17 tahun dari Trondheim, menyampaikan bahwa meskipun peserta berasal dari berbagai latar belakang, mereka memiliki komitmen yang sama untuk masa depan yang berkelanjutan.

“Kami datang dari daerah berbeda, tapi memiliki nilai dasar yang sama. Kami ingin kekayaan negara digunakan untuk menciptakan dampak nyata bagi dunia,” ujarnya.

Langkah partisipatif ini mencerminkan meningkatnya kesadaran masyarakat Norwegia akan peran dana kekayaan negara tidak hanya sebagai alat fiskal, tetapi juga sebagai instrumen etis untuk menghadapi tantangan global.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement