REPUBLIKA.CO.ID, MUSKAT -- Porsi energi terbarukan dalam produksi listrik di Oman telah mencapai 11,5 persen per Mei 2025. Capaian ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan kontribusi energi bersih hingga 30 persen pada 2030 dan 60 persen pada 2040.
Dikutip dari Zawya pada Senin (18/8/2025), Direktorat Jenderal Energi Terbarukan dan Hidrogen di Kementerian Energi dan Mineral Oman menyebut, adopsi energi terbarukan di negara itu berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan beroperasinya sejumlah proyek besar energi surya dan angin.
Beberapa proyek yang sudah berkontribusi adalah Dhofar 1 Wind Farm, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Ibri 2, serta Manah 1 dan Manah 2 Solar Plant. Seluruh proyek ini mendukung rencana transisi energi nasional dan memperkuat peran energi terbarukan dalam bauran listrik.
Direktorat juga menegaskan bahwa beberapa proyek penting akan segera mendapatkan kontrak pembangunan tahun ini. Di antaranya, Pembangkit Surya Ibri 3 dengan kapasitas 500 MW, Jalan Bani Bu Ali Wind Farm berkapasitas 100 MW, serta Dhofar 2 Wind Farm berkapasitas 120 MW.
Selain itu, beberapa proyek tengah dipersiapkan untuk tahap implementasi, antara lain Sadah Wind Farm berkapasitas 90 MW, Mahout 1 dan Mahout 2 Wind Farm dengan total kapasitas 300–400 MW, Al Kamil Solar Plant berkapasitas 280 MW, serta proyek tenaga surya baru berkapasitas 220 MW.
Langkah ini menegaskan komitmen Oman dalam mempercepat transisi energi, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus mendukung keberlanjutan energi di masa depan.