REPUBLIKA.CO.ID, SERAWAK — ASEAN terus memperkuat komitmen terhadap transisi energi dengan mendorong pembangunan sistem jaringan listrik terintegrasi lintas negara atau ASEAN PowerGrid (APG). Inisiatif yang mulai diwacanakan sejak 2020 ini kini menjadi agenda utama dalam transformasi energi di kawasan Asia Tenggara.
Wakil Perdana Menteri Malaysia sekaligus Menteri Peralihan Energi dan Transformasi Air, Dato’ Sri Haji Fadillah bin Haji Yusof, menyampaikan hal itu saat menjamu delegasi ASEAN dalam pertemuan Senior Official Meeting (SOME) Menteri Energi ASEAN ke-43 di Kota Kucing, Serawak, Senin (16/6/2025).
“APG sangat penting sebagai inisiatif utama menuju masa depan energi yang lebih kompetitif dan berkelanjutan,” kata Fadillah dalam siaran pers, Selasa (18/6/2025).
Malaysia, menurutnya, tetap berkomitmen terhadap agenda transisi energi, termasuk dalam peningkatan kapasitas energi terbarukan, efisiensi energi, serta inovasi rendah karbon. Ia juga menekankan perlunya dukungan dari mitra dialog dan organisasi internasional, baik dalam bentuk investasi maupun keahlian teknis.
“Kontribusi mereka menjadi pendorong penting untuk mencapai tujuan bersama dalam agenda energi ASEAN,” ucapnya.
Rencana pengembangan APG akan kembali dibahas dalam ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) yang dijadwalkan berlangsung di Kuala Lumpur, Oktober 2025.
Dalam acara jamuan malam bertema Harmony in Diversity, Perdana Menteri Serawak Abang Zohari Openg menyatakan, Serawak telah memasok listrik ke Kalimantan Barat selama enam tahun terakhir sebagai bagian dari kerja sama energi lintas negara.
“Kami telah memasok listrik ke Kalimantan Barat sejak enam tahun terakhir,” ujarnya.
Zohari menyebut, Serawak juga terlibat dalam proyek PLTA Mentarang di Kalimantan Utara dengan kepemilikan saham 25 persen. Ia berharap kolaborasi energi serupa bisa diperluas ke provinsi lain di Pulau Kalimantan.
Menurut Zohari, Serawak memiliki kapasitas energi mencapai tujuh gigawatt, dengan 65 persen bersumber dari tenaga air. Pemerintah menargetkan peningkatan kapasitas menjadi 10 gigawatt pada 2030, sambil mempertahankan bauran energi terbarukan sebesar 60–70 persen.
“Selain itu, kami telah memutuskan untuk mengadopsi hidrogen sebagai sumber energi alternatif melalui kerja sama dengan mitra Jepang dan Korea,” tambahnya.
Jamuan malam turut dimeriahkan dengan pertunjukan budaya dan sajian kuliner khas Serawak sebagai bagian dari diplomasi budaya.
Sebagai Ketua ASEAN 2025, Malaysia menegaskan visinya menjadikan ASEAN tidak hanya solid secara politik, tetapi juga sebagai pelopor transformasi energi global berbasis kekuatan kawasan dan nilai keberlanjutan.