Rabu 25 Jun 2025 23:26 WIB

Migas Ramah Lingkungan, Anjungan OOA Dilengkapi Panel Surya

PHE ONWJ buktikan komitmen energi bersih lewat inovasi teknologi hijau.

Usai fabrikasi, struktur top side Anjungan OOA dengan bobot 530 metrik ton siap dikirim melalui jalur laut ke pesisir Laut Jawa. Setibanya di lokasi, top side akan dirakit dengan jacket anjungan dan dihubungkan melalui pipa penyalur bawah laut ke fasilitas Onshore Processing Facility (OPF) Balongan, Indramayu.
Foto: Dok istimewa
Usai fabrikasi, struktur top side Anjungan OOA dengan bobot 530 metrik ton siap dikirim melalui jalur laut ke pesisir Laut Jawa. Setibanya di lokasi, top side akan dirakit dengan jacket anjungan dan dihubungkan melalui pipa penyalur bawah laut ke fasilitas Onshore Processing Facility (OPF) Balongan, Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, BINTAN -- Upaya mendorong produksi migas nasional kini mulai seiring sejalan dengan komitmen menjaga lingkungan. Hal itu ditunjukkan oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang membekali Anjungan OOA dengan panel surya sebagai sumber energi pendukung operasional di lepas pantai.

Panel surya berkapasitas 14,22 kW dipasang di Anjungan OOA untuk memenuhi kebutuhan listrik operasional dasar. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen PHE ONWJ dalam menerapkan energi terbarukan sekaligus mengurangi jejak karbon di sektor migas.

Baca Juga

“Dengan terus memperluas penggunaan energi surya, kami tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberi contoh nyata bagi industri migas Indonesia dalam mengedepankan prinsip ramah lingkungan,” kata General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama.

PHE ONWJ sebelumnya juga telah mencetak dua rekor MURI pada 2022 atas penggunaan panel surya di fasilitas migas, menandai langkah konkret menuju transisi energi yang lebih bersih.

Penggunaan energi hijau ini menjadi bagian dari Proyek Pengembangan Lapangan OO-OX. Pada Selasa (24/6/2025), topside Anjungan OOA berbobot 530 metrik ton diberangkatkan dari fasilitas fabrikasi milik PT Meitech Eka Bintan di Pulau Bintan menuju pesisir utara Laut Jawa.

PHE ONWJ juga telah mengirim struktur jacket seberat 200 metrik ton pada awal Juni. Kedua struktur akan dirakit dan dihubungkan ke fasilitas Onshore Processing Facility (OPF) Balongan, Indramayu, melalui pipa bawah laut sepanjang 14 km, ditanam dua meter di bawah dasar laut sesuai regulasi nasional.

Anjungan OOA akan terhubung dengan empat sumur pengembangan baru: OOA-1 hingga OOA-4. Lapangan ini diproyeksikan mampu menambah 2.996 barel minyak per hari (BOPD) dan 21,26 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) mulai kuartal pertama 2026.

Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, Awang Lazuardi, menyatakan keberadaan Anjungan OOA sebagai bagian dari langkah strategis mendukung Program Asta Cita menuju swasembada energi nasional.

Adapun VP Production & Operations Regional Jawa, Rahmat Ali Hakim, menekankan proyek ini dijalankan secara bertanggung jawab, dengan memperhatikan keberlanjutan dan dinamika global yang mengarah pada efisiensi dan ramah lingkungan.

Seluruh tahapan proyek, mulai dari rekayasa teknik, pengadaan, fabrikasi, instalasi, hingga penggelaran pipa bawah laut, dikerjakan oleh kontraktor nasional PT Meindo Elang Indah, dengan melibatkan kapal pendukung berbendera Indonesia dan standar keselamatan tinggi.

Setelah tiba di pesisir utara Laut Jawa sekitar 6 Juli 2025, pekerjaan akan dilanjutkan dengan instalasi jacket, piling fondasi, pemasangan topside, hingga integrasi dengan OPF Balongan. Seluruh pekerjaan dirancang berdasarkan prinsip safer, faster, better—selamat, lebih cepat, dan berkualitas lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement