Kamis 17 Jul 2025 15:11 WIB

Kemnaker Gandeng PT Chery Latih Teknisi Kendaraan Listrik

Yassierli menyambut baik keterlibatan sektor industri dalam pengembangan SDM.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Satria K Yudha
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Prof Yassierli di Kompleks Istana Kepresiden Jakarta, Senin (3/3/2025).
Foto: Republika.co.id
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Prof Yassierli di Kompleks Istana Kepresiden Jakarta, Senin (3/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah menyoroti kesiapan tenaga kerja sebagai faktor krusial dalam menghadapi transisi energi hijau. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan peningkatan kompetensi SDM menjadi langkah strategis untuk menjawab tantangan global dan perubahan industri.

Hal itu disampaikan Menaker usai meresmikan Workshop Kejuruan Otomotif–Electric Vehicle (EV) dan membuka Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Tahap II Tahun 2025 di BBPVP Bekasi, Rabu (16/7).

“Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri kendaraan listrik. Namun, tanpa kesiapan SDM yang kompeten dan adaptif, seluruh potensi itu akan sia-sia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (17/7/2025),

Menurut Yassierli, salah satu masalah ketenagakerjaan yang masih dihadapi adalah ketidaksesuaian keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri. Ia mencatat hampir 300 instruktur telah dilatih untuk menyelenggarakan pelatihan berbasis teknologi informasi kreatif dan industri 4.0 di berbagai balai pelatihan.

“Dengan dukungan berbagai pihak, kami yakin pelatihan ini tidak hanya menjadi solusi atas pengangguran, tetapi juga menjadi pintu masuk menuju masa depan ketenagakerjaan yang berkelanjutan dan inklusif,” tegasnya.

Workshop kendaraan listrik ini merupakan hasil kolaborasi antara Kemnaker dan PT Chery Sales Indonesia. Kerja sama tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman antara Ditjen Binalavotas dan PT Chery, yang mencakup penyusunan kurikulum, penyediaan instruktur, dan pelatihan berbasis kompetensi di bidang otomotif dan elektronika.

Yassierli menyambut baik keterlibatan sektor industri dalam pengembangan SDM nasional. Ia menilai kolaborasi seperti ini dapat membentuk ekosistem industri otomotif berbasis energi bersih di masa depan.

Dirjen Binalavotas Kemnaker, Agung Nur Rohmad, menambahkan bahwa pelatihan vokasi harus selaras dengan kebutuhan pasar kerja.

“Tantangan utama kita saat ini adalah memastikan lulusan pelatihan vokasi benar-benar memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Karena itu, kolaborasi dengan industri seperti PT Chery sangat krusial,” ujar Agung.

Dari sisi industri, President Director PT Chery Sales Indonesia Zheng Shuo menilai peningkatan keterampilan teknisi sangat penting di tengah pergeseran pasar menuju kendaraan listrik.

“Teknisi mobil konvensional hanya membutuhkan waktu 1-2 pekan untuk beradaptasi menjadi teknisi kendaraan listrik, asalkan mengikuti pelatihan yang tepat,” jelas Zheng Shuo.

Kolaborasi ini juga mencerminkan komitmen sektor usaha terhadap agenda ESG, khususnya dalam aspek sosial dan tata kelola, melalui penguatan kapasitas tenaga kerja lokal di sektor energi bersih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement