Kamis 28 Aug 2025 18:46 WIB

Bank Sampah di Cilacap Pasok Minyak Jelantah untuk Bahan Bakar Pesawat

Masyarakat bisa memperoleh omzet hingga Rp12 juta per tahun.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Warga mengumpulkan minyak jelantah di Bank Sampah Beo Asri Kelurahan Tegalreja, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (28/8/2025). Minyak jelantah yang dikumpulkan akan dipasok ke Pertamina untuk diolah menjadi bahan bakar pesawat.
Foto: Lintar Satria/Republika
Warga mengumpulkan minyak jelantah di Bank Sampah Beo Asri Kelurahan Tegalreja, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (28/8/2025). Minyak jelantah yang dikumpulkan akan dipasok ke Pertamina untuk diolah menjadi bahan bakar pesawat.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP – Minyak jelantah kini bukan sekadar limbah rumah tangga. Di Cilacap, Jawa Tengah, Bank Sampah Beo Asri Kelurahan Tegalreja, mengumpulkan minyak jelantah untuk diolah menjadi bahan bakar pesawat berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) oleh PT Pertamina (Persero) melalui Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap.

Program ini mendorong warga menjadikan limbah minyak goreng sebagai sumber ekonomi sekaligus mengurangi potensi pencemaran lingkungan. Bank Sampah Beo Asri telah menggandeng 880 warga yang rutin menyetor minyak jelantah, dengan volume rata-rata mencapai 175 kilogram per bulan.

Baca Juga

Minyak jelantah yang terkumpul dijual ke Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara (Perbanusa Cilacap) dengan harga Rp5.000 per kilogram. Dari pengumpulan itu, masyarakat bisa memperoleh omzet hingga Rp12 juta per tahun.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyebutkan, Bank Sampah Beo Asri menjadi bagian dari ekosistem energi ramah lingkungan yang tengah dikembangkan.

“Pertamina mengembangkan ekosistem energi ramah lingkungan, salah satunya dengan minyak jelantah yang bisa diolah menjadi Sustainable Aviation Fuel, bahan bakar pesawat terbang. Bank Sampah Beo Asri menjadi salah satu ekosistem kami, sehingga selain berdampak bagi lingkungan juga mendorong kemandirian ekonomi bagi masyarakat sekitarnya,” kata Fadjar, Kamis (28/8/2025).

Camat Cilacap Selatan Basuki Priyo Nugroho menilai, pengumpulan minyak jelantah dari masyarakat tidak hanya menekan pencemaran, tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi. Ia mengatakan bahwa wilayahnya, dengan 80 RW dan 425 RT, memiliki potensi besar dalam mendukung pengelolaan limbah minyak goreng.

Basuki berharap program serupa dapat diperluas ke lima kelurahan lain di Cilacap Selatan. Ia menambahkan, kegiatan ini secara perlahan membangun ekosistem hijau yang inklusif, melibatkan UMKM, kader lingkungan, dan komunitas warga. “Dengan adanya program ini, masyarakat semakin percaya bahwa minyak jelantah bisa bermanfaat dan bahkan menghasilkan tambahan penghasilan,” ujar Basuki.

Selain memberi manfaat ekonomi, program ini juga memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya ekonomi sirkular.

Kegiatan pengumpulan rutin tiap pekan menumbuhkan kebiasaan baru untuk memilah limbah rumah tangga sekaligus membuka jalan menuju praktik energi yang lebih berkelanjutan.

Pertamina melalui anak usahanya, Pelita Air, telah melakukan penerbangan komersial perdana maskapai Pelita Air menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah dengan rute Jakarta-Denpasar pada Rabu (20/8). Pertamina SAF adalah bahan bakar pesawat berkelanjutan yang dihasilkan melalui teknologi co-processing antara kerosin dan minyak jelantah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement