REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan teknologi pengolahan sampah jadi bahan baku energi (waste to energy) oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memiliki prospek positif untuk kepentingan masa depan Indonesia. Demikian dikemukakan pengamat kebijakan dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Hafiz Elfiansya Parawu di Jakarta pada Rabu (26/11/2025).
Menurut Hafiz, sinergi yang tercipta dalam proyek waste to energy antara pemerintah pusat, daerah, serta investor menjadi fondasi keberlanjutan program. Hal itu sekaligus solusi strategis dalam tata kelola sampah maupun ketahanan energi nasional.
Hafiz menjelaskan, proyek waste to energy oleh BPI Danantara secara transfer teknologi akan makin luas dan ketersediaan pendanaan yang cepat. Belum lagi, minimnya risiko pembiayaan, lantaran kebijakan menggandeng investor dalam dan luar negeri.
"Keterlibatan berbagai sumber investasi juga akan meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kelayakan waste to energy di Indonesia, serta mendorong skala proyek yang lebih besar dan berkelanjutan nantinya," ujar Hafiz.
Menurut dia, penerapan teknologi waste to energy memang lebih baik untuk mengurangi volume sampah nasional secara signifikan, menekan kebutuhan lahan tempat pembuangan akhir (TPA), sekaligus juga menghasilkan sumber energi alternatif yang stabil. Sisi positif lainnya, mendukung pengurangan emisi.