Ahad 19 Oct 2025 13:22 WIB

BRIN Ungkap Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Begini Langkah Pemprov

Upaya pengurangan plastik juga akan difokuskan sejak dari sumbernya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Satria K Yudha
Pengendara melintas di Jalan Sudirman saat hujan di Jakarta, Senin (28/7/2025). Penelitian BRIN mengungkapkan bahwa air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengendara melintas di Jalan Sudirman saat hujan di Jakarta, Senin (28/7/2025). Penelitian BRIN mengungkapkan bahwa air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap adanya kandungan mikroplastik dalam hujan yang turun di ibu kota. Kandungan mikroplastik itu dinilai dapat mencemari lingkungan dan berbahaya terhadap kesehatan manusia.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti hasil riset tersebut dengan langkah konkret. Menurutnya, temuan itu menjadi alarm lingkungan bahwa plastik kini menjadi ancaman udara, bukan hanya laut dan sungai.

Baca Juga

“Kami memandang temuan BRIN ini sebagai alarm lingkungan yang perlu direspons cepat dan kolaboratif. Polusi plastik kini bukan hanya urusan laut atau sungai, tetapi sudah sampai di langit Jakarta,” kata Asep dalam keterangannya, Ahad (19/10/2025).

DLH, kata Asep, akan memperkuat program pengendalian sampah plastik, memperluas bank sampah dan TPS 3R, serta mendorong daur ulang berbasis komunitas. Upaya pengurangan plastik juga akan difokuskan sejak dari sumbernya, yaitu mulai dari rumah tangga hingga sektor industri dan jasa.

Selain itu, DLH berencana berkoordinasi dengan BRIN untuk memperluas pemantauan mikroplastik di udara dan air hujan. Data tersebut akan dimasukkan ke sistem Jakarta Environmental Data Integration (JEDI), agar bisa menjadi dasar pengambilan kebijakan pengendalian polusi plastik berbasis sains.

Pemprov Jakarta juga menyiapkan kampanye publik bertajuk “Jakarta Tanpa Plastik di Langit dan Bumi” guna mengajak masyarakat mengurangi plastik sekali pakai dan tidak membakar sampah sembarangan. “Langit Jakarta sedang mengingatkan kita untuk lebih bijak mengelola bumi. Perubahan perilaku adalah kunci,” ujar Asep.

Ia menambahkan, pemerintah daerah membuka ruang kolaborasi dengan dunia usaha, lembaga riset, dan komunitas lingkungan untuk memperkuat riset, teknologi filtrasi, serta inovasi produk ramah lingkungan. “Upaya menjaga langit bersih dari mikroplastik adalah tanggung jawab bersama,” ucapnya.

Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova menjelaskan, penelitian sejak 2022 menunjukkan setiap sampel air hujan di Jakarta mengandung sekitar 15 partikel mikroplastik per meter persegi per hari. Partikel itu berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, hingga sisa pembakaran sampah plastik.

“Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka,” ujarnya dikutip dari situs BRIN. Menurut Reza, mikroplastik bisa terangkat ke udara lalu terbawa angin dan kembali turun bersama hujan.

“Siklus plastik tidak berhenti di laut. Ia naik ke langit, berkeliling bersama angin, lalu turun lagi ke bumi lewat hujan,” kata dia.

Reza menegaskan, partikel mikroplastik berukuran sangat kecil sehingga bisa terhirup manusia atau masuk ke tubuh melalui air dan makanan. Plastik juga mengandung bahan kimia berbahaya seperti ftalat, bisfenol A (BPA), dan logam berat yang bisa lepas ke lingkungan. “Yang beracun bukan air hujannya, tetapi partikel mikroplastik di dalamnya,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement