REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2025, Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI (BW KEHATI) bersama para santri Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon melakukan kegiatan pengamatan satwa liar di lingkungan sekitar pesantren pada awal November 2025. Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mendorong terwujudnya ekopesantren yang berwawasan lingkungan.
Pengamatan difokuskan pada jenis-jenis burung, reptil, dan amfibi yang hidup di sekitar kawasan pesantren. Para santri mencatat keberadaan sejumlah satwa, mulai dari burung bondol jawa, burung madu kelapa, burung gereja erasia, burung blekok sawah, elang ular bido, hingga berbagai jenis reptil seperti bunglon taman, kadal kebun, cicak kayu, dan ular segitiga merah.
Temuan tersebut menegaskan bahwa lingkungan pesantren menyimpan kekayaan hayati yang beragam dan layak dijaga. Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI, Rika Anggraini mengatakan, jumlah santri yang besar di Indonesia merupakan kekuatan potensial dalam memperjuangkan masa depan lingkungan yang berkelanjutan.
“Edukasi dan sosialisasi mengenai keanekaragaman hayati Indonesia sangat penting untuk membentuk karakter santri yang peduli dan berwawasan lingkungan. Para santri memiliki peran strategis sebagai agen perubahan dalam menjaga kelestarian alam,” ujar Rika dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (10/11/2025).
Hasil pengamatan ini akan disusun dalam bentuk infografis dan papan informasi yang akan dipasang di area pesantren. Upaya tersebut diharapkan menjadi media pembelajaran lingkungan yang dapat diakses santri, tenaga pengajar, dan masyarakat sekitar.
Rika menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari Program Ekopesantren yang diinisiasi oleh Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI Unas). Program tersebut telah diterapkan di sejumlah pesantren di Banten dan Jawa Barat.
Program Ekopesantren bertujuan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan pengetahuan lingkungan hidup, sehingga tercipta pesantren yang hijau, mandiri, dan ramah ekosistem. Pendekatan ini dipandang strategis dalam menjawab tantangan lingkungan global seperti kerusakan alam dan perubahan iklim.
Berdasarkan data Kementerian Agama per 4 Oktober 2025, terdapat 1.378.687 santri di seluruh Indonesia pada tahun ajaran 2025/2026. Angka ini menunjukkan besarnya potensi gerakan lingkungan berbasis pesantren.
“Sesuai dengan semangat gerakan anak muda Biodiversity Warriors KEHATI, kami berharap para santri di seluruh Indonesia dapat menjadi garda depan dalam menjaga keanekaragaman hayati dan membangun Indonesia yang lestari,” kata Rika.