REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Kementerian Kehutanan Republik Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat integritas dan kolaborasi global dalam pengembangan pasar karbon. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki dalam acara yang berlangsung di Paviliun Singapura, COP30 UNFCCC, Belem, Brasil, Rabu.
Indonesia menyambut baik inisiatif Coalition to Grow Carbon Markets yang bertujuan mendukung Shared Principles sebagai pedoman bagi perusahaan dan pemerintah dalam memastikan integritas tinggi dalam pemanfaatan kredit karbon.
"Indonesia siap bekerja sama dengan seluruh mitra untuk memastikan pasar karbon benar-benar berintegritas tinggi, tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melestarikan keanekaragaman hayati, dan mendorong pembangunan berkelanjutan," ujar Rohmat.
Wamenhut juga mengapresiasi negara-negara penggagas Koalisi tersebut termasuk Singapura sebagai Ketua Bersama atas upaya memajukan pasar karbon global yang kredibel dan transparan. Selain Singapura, Indonesia juga berterima kasih kepada Kenya, Inggris, Prancis, dan Panama atas partisipasinya dalam membentuk Koalisi.
Lebih lanjut, Rohmat menegaskan bahwa saat ini Indonesia tengah memperkuat arsitektur pasar karbon nasional melalui penerbitan Peraturan Presiden No. 110 Tahun 2025 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Regulasi ini menjadi landasan penting dalam membangun ekosistem pasar karbon nasional yang kuat, inklusif, dan terhubung secara global.
"Strategi kami jelas, yaitu memastikan kejelasan aturan, menyelaraskan standar Measurement, Reporting, and Verification (MRV) nasional dengan praktik global, serta menarik investasi untuk mendukung solusi mitigasi berbasis alam," pungkas Rohmat.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.