Kamis 13 Nov 2025 15:19 WIB

Tak Akomodir Kepentingan Masyarakat Adat, Gelaran COP 30 Digruduk Massa

Masyarakat adat lakukan protes terhadap gelaran COP 30

Rep: Lintar Satria/ Red: Intan Pratiwi
Sejumlah massa menggelar aksi demonstrasi membela Amazon selama KTT Iklim PBB COP30, di  Belem, Brasil, Kamis (6/11/2025).
Foto: AP Photo/Eraldo Peres
Sejumlah massa menggelar aksi demonstrasi membela Amazon selama KTT Iklim PBB COP30, di Belem, Brasil, Kamis (6/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BELEM -- Terjadi pergumulan antara masyarakat adat dan petugas keamanan Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP30) di Belem, Brasil. Insiden ini pecah ketika sekelompok pria dan wanita dengan aksesoris masyarakat adat mencoba masuk ke konferensi tingkat tinggi tersebut.

Setidaknya satu pintu terlepas dari engselnya saat mereka menerobos masuk. Kelompok yang terdiri dari masyarakat adat dan bukan masyarakat adat itu berhasil melewati pintu pendeteksi logam dan masuk ke Zona Biru COP30. Petugas keamanan PBB bergegas menghentikan mereka hingga sempat terjadi aksi saling dorong.

Seorang pria yang bukan kelompok masyarakat adat membawa spanduk bertuliskan "hutan kami tidak dijual." Kelompok pengunjukrasa itu meneriakan seruan protes hingga akhirnya petugas berhasil memaksa mereka keluar.

Setelah insiden itu petugas pemadam kebakaran menjaga pintu masuk. Belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas aksi ini. Namun sejumlah pihak menyambut positif.

"Akhirnya, sesuatu telah terjadi di sini," kata negosiator iklim asal Panama Juan Carlos Monterrey-Gómez seperti dikutip dari the Guardian, Kamis (13/11/2025).

Pendiri Global Youth Coalition Agustin Ocaña mengatakan salah satu pengunjukrasa berteriak "mereka tidak bisa memutuskan nasib kami tanpa kami." Seruan ini menunjukkan isu partisipasi masyarakat adat di COP30.

Ocaña mengatakan saat terjadi pergumulan, kelompok masyarakat adat dan petugas keamanan saling memukul dengan tempat sampah plastik. Seorang petugas, katanya, berdarah di kepala.

Ocaña mengatakan beberapa komunitas Adat merasa frustrasi melihat sumber daya dialirkan untuk membangun "sebuah kota baru" di Belém, Sementara masih banyak daerah lain yang membutuhkan dana untuk pendidikan, kesehatan, dan perlindungan hutan.

"Mereka tidak melakukan ini karena mereka orang jahat. Mereka putus asa, mencoba melindungi tanah mereka, sungai (Amazon)," katanya.

Juru bicara PBB mengatakan personel keamanan Brasil dan PBB telah mengambil "tindakan perlindungan untuk mengamankan lokasi, mengikuti semua protokol keamanan yang ditetapkan." Juru bicara itu menambahkan petugas kemanan sedang menyelidiki insiden tersebut.

"Lokasi sepenuhnya aman dan negosiasi COP berlanjut," kata mereka.

Berbeda dengan tiga Cop sebelumnya, yang diadakan di negara-negara dengan tingkat pemerintahan otoriter yang bervariasi. Tuan rumah Brasil aktif mendorong masyarakat sipil dan demonstrasi jalanan untuk memainkan peran dalam konferensi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement