Selasa 18 Nov 2025 11:55 WIB

Hanya 5 Persen Beras Global Masuk Kategori Berkelanjutan

Dia mengungkap pentingnya beras terhadap keamanan pangan global.

International Sustainable Rice Forum (ISRF) 2025 di Jakarta, Senin (17/11/2025).
Foto: Ist
International Sustainable Rice Forum (ISRF) 2025 di Jakarta, Senin (17/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Senior Operations Officer  International Finance Corporation (IFC), Alan Johnson, menyoroti urgensi transformasi sektor perberasan. Dia mengungkap pentingnya beras terhadap keamanan pangan global, penghidupan jutaan petani, serta kontribusinya terhadap emisi dan penggunaan air.

Alan Johnson yang juga merupakan Ketua Dewan Direksi Sustainable Rice Platform (SRP) ini  menyoroti, teknologi dan praktik budidaya berkelanjutan seperti Alternate Wetting and Drying (AWD) serta benih tahan penyakit sudah tersedia selama lebih dari dua dekade.

Baca Juga

Kendati begitu, tingkat adopsinya sangat rendah. Menurut Johnson, hanya 5 hingga 6 persen beras global yang saat ini dapat dikategorikan berkelanjutan, kata dia dalam International Sustainable Rice Forum (ISRF) 2025 di Jakarta, Senin (17/11/2025).

Dilansir dari keterangan tertulis kepada Republika, diskusi yang mengangkat tema “Pendorong Perubahan: Memobilisasi Pasar, Keuangan Karbon, Donor, dan Pemerintah untuk Mempercepat Keberlanjutan Beras" tersebut  mempertemukan pemimpin global dari sektor publik, swasta, dan penelitian.

photo
Ilustrasi para petani memanen padi secara tradisional di sawah yang mereka garap, di lingkungan di Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, pada masa panen raya padi Februari 2023 lalu. Dispertanikap Kabupaten Semarang melakukan antisipasi dalam menjaga produktifitas pertanian di tengah prediksi El Nino lemah yang berpeluang terjadi pada pertengahan tahun ini. - (Republika/Bowo Pribadi)

Jalan menuju investasi dan insentif yang efektif

Ketika paparan tersebut selesai, Johnson pun mengajak diskusi para panelis. Mereka adalah Sidi Rana Menggala selaku Koordinator Nasional GEF SGP Indonesia, Anoushka Harris selaku Sustainability Manager Associated British Foods, Senthilkumar Kalimuthu sebagai Program Leader Africa Rice dan Arjumand Nizami yakni Pakistan Country Director Helvetas.

Sidi Rana Menggala menyoroti pekerjaan Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) di Indonesia sejak 1997. Selama ini, kata dia, program tersebut berfokus pada aksi lokal dengan dampak global, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca di lahan seluas lebih dari 2.500 hektare.

“Program kami berdampak langsung pada 86 kelompok, dan 86 kelompok ini masing-masing mengelola dana hibah mulai dari USD10.000 hingga USD 50.000–atau setara dengan Rp 167 juta hingga Rp 838 juta,” jelas dia.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement