Rabu 26 Nov 2025 15:38 WIB

Wujudkan Ekonomi Hijau, Bank Mandiri Perkuat Strategi Pembiayaan untuk Sektor Energi Terbarukan

Bank Mandiri melihat target transisi energi sebagai mandat bersama.

Hingga kuartal III 2025, pembiayaan sektor energi terbarukan Bank Mandiri telah mencapai Rp 13 triliun, tumbuh 29 persen secara tahunan. Bank Mandiri terus menjaga komitmen dalam transisi energi bersih.
Foto: Bank Mandiri
Hingga kuartal III 2025, pembiayaan sektor energi terbarukan Bank Mandiri telah mencapai Rp 13 triliun, tumbuh 29 persen secara tahunan. Bank Mandiri terus menjaga komitmen dalam transisi energi bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri terus mempertegas perannya sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendorong transisi energi bersih dan pembangunan berkelanjutan nasional. Hingga Kuartal III 2025, portofolio pembiayaan berkelanjutan pada sektor energi terbarukan (renewable energy) Bank Mandiri mencapai Rp 13 triliun, tumbuh 29 persen secara tahunan (YoY).

Pencapaian ini mencerminkan komitmen kuat perseroan dalam mendukung agenda ekonomi hijau serta prioritas pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan percepatan transformasi ekonomi dan energi rendah karbon.

Senior Vice President Environmental, Social and Governance Group Bank Mandiri, Monica Yoanita Octavia, menjelaskan komitmen tersebut memastikan arah pembiayaan Bank Mandiri selalu selaras dengan kebijakan pemerintah dan prioritas strategis nasional.

“Sebagai bank nasional, kami melihat target transisi energi sebagai mandat bersama. Karena itu, kami secara konsisten mengikuti kebijakan dan roadmap Pemerintah, mulai dari Program Strategis Nasional (PSN) hingga rencana transisi energi dalam RUPTL, RUKN, serta berbagai kebijakan di sektor energi lainnya,’’ ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu(26/11/2025).

Dengan menjaga keselarasan ini, Bank Mandiri memperkuat kontribusi terhadap target dekarbonisasi Indonesia serta memastikan pertumbuhan portofolio hijau kami mendukung percepatan transisi energi dan pembangunan berkelanjutan nasional.

Monica menegaskan, pembiayaan energi terbarukan memiliki peran strategis tidak hanya dalam menekan emisi gas rumah kaca, tetapi juga dalam memperluas jangkauan Bank Mandiri untuk mendukung transformasi bisnis hijau di Indonesia.

Menurut dia, Bank Mandiri hadir sebagai mitra transisi yang tidak hanya mendampingi perusahaan korporasi, tetapi juga seluruh value chain-nya, sehingga tercipta ekosistem energi terbarukan yang lebih solid.

“Pembiayaan yang kami berikan tidak hanya berfokus pada proyek besar pada korporasi, tetapi juga dirancang untuk memperkuat seluruh ekosistem pendukungnya, mulai dari rantai pasok hingga pelaku usaha di lapisan berikutnya.

Dengan pendekatan menyeluruh ini, kami ingin memastikan ekosistem energi terbarukan tumbuh secara merata, terintegrasi, dan berkelanjutan,” tambahnya.

Sebagai bagian dari pendekatan tersebut, pembiayaan berkelanjutan Bank Mandiri pada sektor energi terbarukan mencakup proyek-proyek pembangkit listrik seperti PLTA, PLTS, PLT Mini Hydro, PLT Biomass, dan PLTP panas bumi.

Tidak hanya berfokus pada sisi pembangkit, Bank Mandiri juga memperkuat industri pendukung EBT melalui pembiayaan bagi manufaktur panel surya dan fasilitas pengolahan biodiesel.

Hingga Kuartal III 2025, total pembiayaan berkelanjutan Bank Mandiri mencapai Rp 310,05 triliun, tumbuh 8,7 persen YoY. Dari jumlah tersebut, pembiayaan hijau berkontribusi Rp 159 triliun, meningkat 12 persen YoY, dengan pangsa pasar lebih dari 35 persen di antara empat bank besar nasional.

Pertumbuhan ini didorong sejumlah sektor prioritas, termasuk produk eco-efficient sebesar Rp 13,2 triliun tumbuh 40 persen YoY, sektor energi terbarukan sebesar Rp 13 triliun tumbuh 29 persen YoY, serta transportasi bersih sebesar Rp 9,7 triliun tumbuh 35 persen YoY.

Pencapaian ini semakin mempertegas posisi Bank Mandiri sebagai salah satu sustainability leaders di sektor keuangan Indonesia, sekaligus memperlihatkan konsistensi perseroan dalam mendorong percepatan transisi menuju ekonomi rendah karbon yang inklusif dan berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement