Rabu 26 Nov 2025 13:43 WIB

PLN Butuh Rp3.000 Triliun Sediakan Listrik Murah dan Bersih

Arah transisi energi telah tercermin dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah petugas memantau panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) on grid Sengkol kapasitas 7 megawatt peak (MWp) di Sengkol, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/10/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Sejumlah petugas memantau panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) on grid Sengkol kapasitas 7 megawatt peak (MWp) di Sengkol, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT PLN (Persero) menilai kebutuhan investasi listrik dalam satu dekade ke depan mencapai sekitar Rp3.000 triliun agar pasokan energi tetap terjangkau sekaligus mendukung penurunan emisi. Kebutuhan investasi besar ini disebut penting untuk menjaga daya saing ekonomi, menarik investasi baru, serta mempercepat penciptaan lapangan kerja.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyampaikan, kondisi global yang tidak stabil seperti kontraksi pasar, fluktuasi komoditas, dan disrupsi teknologi, berdampak pada sektor energi. Akan tetapi, Indonesia masih memiliki ruang optimisme untuk tetap tumbuh.

Baca Juga

Menurut Darmawan, PLN memikul dua mandat utama, yaitu menghadirkan listrik murah dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Listrik terjangkau dipandang sebagai syarat bagi masuknya investasi produktif serta penciptaan kerja yang lebih luas, sementara penurunan emisi menuntut PLN memperbesar porsi pembangkit energi bersih.

Ia menjelaskan bahwa arah transisi energi telah tercermin dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang diterbitkan tiga bulan lalu. “Penambahan pembangkit selama 10 tahun, 76 persennya adalah berbasis energi baru terbarukan dan juga nuklir,” kata Darmawan dalam acara Kompas100 CEO Forum di Tangerang, Banten, Rabu (26/11/2025).

Darmawan menyebut, arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, penciptaan kerja, dan keberlanjutan lingkungan, menjadi landasan bagi PLN dalam merancang strategi investasi. Karena itu, menurutnya, ekosistem investasi yang kondusif, kepastian regulasi, dan kolaborasi lintas sektor menjadi prasyarat penting.

Ia menyadari tantangan pembangunan pembangkit tidak hanya menyangkut pendanaan, tetapi juga kesiapan strategi, inovasi, dan kompetensi sumber daya manusia.

“Ada tantangan strategi, tantangan inovasi, tantangan sumber daya manusia, dan juga kolaborasi,” ujarnya.

PLN mendorong kerja sama pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga lain untuk memastikan target investasi Rp3.000 triliun dapat tercapai dan kebutuhan listrik murah serta pembangkit bersih dapat dipenuhi dalam jangka panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement