Senin 10 Jun 2024 15:30 WIB

Enam Inovasi Padang untuk Kelola Lingkungan 

Kubus apung di sungai diterapkan untuk menahan sampah agar tidak masuk ke laut.

Petugas memindahkan pasir dalam karung menggunakan alat berat ke dalam sungai sebagai tanggul sementara, di tepi jalan nasional Padang-Bukittinggi, Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (7/4/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Petugas memindahkan pasir dalam karung menggunakan alat berat ke dalam sungai sebagai tanggul sementara, di tepi jalan nasional Padang-Bukittinggi, Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (7/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,  PADANG -- Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), menggagas sejumlah inovasi dalam pengelolaan lingkungan untuk menjawab persoalan yang dihadapi dan dirasakan oleh masyarakat. Pj Wali Kota Padang Andree Algamar di Padang, Senin (10/6/2024), mengatakan inovasi yang dihadirkan itu untuk merespons isu lingkungan di Kota Padang, berupa belum maksimalnya pengelolaan sampah, kebencanaan, alih fungsi lahan, dan pencemaran air.

"Setidaknya ada enam inovasi yang kita hadirkan terkait isu lingkungan, yaitu EcoEdu wisata TPA, Kubus Biru, Pengelolaan RDF, Matoa Amak, Minjem, dan Titik Coma," katanya.

Ia mengatakan itu saat memaparkan upaya pengelolaan lingkungan hidup di Kota Padang selama tahun 2023 yang dinilai langsung oleh Panelis Nirwasita Tantra dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI secara daring.

Andree menjelaskan inovasi EcoEdu wisata TPA yaitu  menjadikan TPA Aie Dingin sebagai salah satu destinasi pembelajaran lingkungan hidup. Kemudian Kubus Biru atau kubus apung di sungai dilakukan untuk menahan sampah agar tidak langsung masuk ke laut.

Kemudian inovasi Matoa Amak juga dilaksanakan berupa imbauan kepada masyarakat melalui toa masjid dalam mengatasi masalah kebersihan. Lalu, perencanaan Refuse Derived Fuel (RDF) yang nanti berfungsi untuk pengelolaan sampah menjadi energi alternatif pengganti batu bara.

"Kemudian untuk meminimalkan limbah, ada inovasi Minjem yaitu Minyak Jelantah Jadi Emas. Ini berupa kerja sama pengelolaan limbah minyak jelantah dengan Komunitas Saiyo Jelantah dan Bank Sampah Induk Panca Daya," katanya.

Terakhir menerapkan Titik Coma atau Titik Container Maps untuk memberikan informasi pada masyarakat terkait letak kontainer sampah. Dalam sesi penilaian daring itu, Tim Panelis Nirwasita Tantra juga mewawancarai Ketua DPRD Kota Padang Syafrial Kani terkait kebijakan perundang-undangan dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup dan dukungan anggaran.

Penghargaan Nirwasita Tantra adalah bentuk apresiasi pemerintah pusat kepada kepala daerah yang kepemimpinannya dianggap berhasil merumuskan dan menerapkan kebijakan sesuai prinsip metodologi pembangunan berkelanjutan, sehingga mampu memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerahnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement