Selasa 16 Jul 2024 18:50 WIB

BMKG Ungkap Pemicu Suhu Dingin di Pulau Jawa

Menurut BMKG, sejumlah wilayah masih bersuhu dingin hingga beberapa waktu ke depan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Qommarria Rostanti
Suhu dingin (ilustrasi). BMKG mengungkapkan keberadaan Angin Monsun Australia dan posisi matahari di sisi utara bumi menjadi pemicu suhu dingin melanda sebagian besar wilayah di Pulau Jawa.
Foto: Pexels
Suhu dingin (ilustrasi). BMKG mengungkapkan keberadaan Angin Monsun Australia dan posisi matahari di sisi utara bumi menjadi pemicu suhu dingin melanda sebagian besar wilayah di Pulau Jawa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan keberadaan Angin Monsun Australia dan posisi matahari yang berada di sisi utara bumi menjadi pemicu suhu dingin melanda sebagian besar wilayah di Pulau Jawa. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan Angin Monsun Australia (Timur) yang kering dan membawa sedikit uap air tersebut saat ini berembus menuju benua Asia dengan melewati perairan Samudera Hindia.

Analisa tim meteorologi BMKG mendapati pada saat yang bersamaan suhu permukaan laut di perairan Samudera Hindia juga dalam kondisi yang relatif lebih rendah, sehingga berpengaruh membawa suhu dingin pada wilayah Indonesia. Fenomena suhu dingin tersebut dinilai BMKG adalah situasi biasa terjadi pada medio Juli-Agustus (puncak musim kering) dan diprakirakan bisa sampai dengan bulan September.

Baca Juga

Menurutnya, fenomena seperti itu akan menyasar wilayah bagian selatan ekuator atau khatulistiwa dalam hal ini, Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang terasa akan lebih dingin dari biasanya. Namun biasanya Pulau Jawa akan lebih dingin karena bertopografi pegunungan atau dataran tinggi, seperti Banjarnegara Jawa Tengah (Dieng), Lumajang hingga Pasuruan di Jawa Timur (Semeru, Bromo), kemudian Wonosobo dan Temanggung (Gunung Sindoro-Sumbing) dan Lembang Bandung di Jawa Barat.

BMKG memprakirakan sejumlah wilayah tersebut dalam beberapa waktu ke depan masih bersuhu lebih dingin pada pagi, dengan titik minimumnya berlangsung pada malam hari. Hal demikian juga dipengaruhi oleh posisi matahari yang sedang berada di belahan utara bumi, sehingga wilayah Indonesia khususnya bagian selatan khatulistiwa menerima sedikit sinar matahari secara langsung dan menjadikan suhu udara lebih rendah.

Dalam kondisi tersebut BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap mengonsumsi air minum secara cukup. Masyarakat diminta melengkapi makanan atau minuman mengandung vitamin C, dan vitamin D, sehingga imun tubuh tetap terjaga menghadapi fenomena penurunan suhu.

Berdampak pada kesehatan...lanjutkan membaca>>

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement