Selasa 19 Nov 2024 17:26 WIB

Kementerian Kehutanan dan Pertahanan Bahas Tutupan Lahan Sawit

Kedua menteri juga membahas kolaborasi dalam program ketahanan pangan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Foto udara kendaraan melintas di areal perkebunan sawit milik salah satu perusahaan di Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (7/11/2022).
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Foto udara kendaraan melintas di areal perkebunan sawit milik salah satu perusahaan di Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (7/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin membahas sinergi antar-kementerian dalam bidang penegakan hukum dan pengelolaan hutan lestari. Raja Juli mengatakan, pertemuan ini membahas peningkatan sinergi dan kolaborasi antar kementerian sesuai arahan Presiden Prabowo yang menekankan pentingnya menghilangkan ego sektoral untuk mencapai tujuan bersama.

"Seperti yang selalu diinstruksikan oleh Pak Prabowo agar ego sektoral ya antar kementerian dan lembaga itu harus tidak ada sehingga apa yang di cita-citakan oleh beliau dapat kita eksekusi secara bersama-sama, karena kata kuncinya memang artinya adalah kolaborasi dan kerja sama," kata Raja, dalam siaran pers Kementerian Kehutanan, Selasa (19/11/2024).

Secara spesifik, Raja Juli mengatakan koordinasi antara Kementerian antara lain Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertahanan akan meningkatkan kerja sama dalam pengecekan tutupan sawit dan kepemilikannya di kawasan hutan.

"Kami dengan BPKP dan juga Kejaksaan Agung dengan bantuan dari panglima TNI ya, tapi tentu karena ini adalah pekerjaan yang spesifik kami tak harus sepengetahuan dan izin dari Pak Menhan untuk melakukan cek di lapangan tentang tutupan sawit," kata Raja Juli.

Sjafrie Sjamsoedin mendukung upaya tersebut dengan menyoroti peran vital Kementerian Pertahanan dalam membantu menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup Indonesia. Dalam hal ini, upaya pengelolaan hutan lestari memerlukan komitmen bersama dan koordinasi antar-lembaga untuk menghadapi tantangan kejahatan lingkungan, seperti penebangan liar dan perusakan kawasan hutan yang dapat mengancam keamanan lingkungan dan masyarakat sekitar.

Selain isu perhutanan, kedua menteri juga membahas kolaborasi dalam program ketahanan pangan melalui pengembangan food estate. Program ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan impor pangan, dengan melibatkan pemanfaatan lahan-lahan terdegradasi dan kawasan yang ditetapkan untuk produksi pangan.

Kementerian Kehutanan akan memastikan pelaksanaan program ini tetap memperhatikan prinsip keberlanjutan lingkungan dan kearifan lokal, sementara Kementerian Pertahanan akan berperan dalam aspek keamanan dan ketahanan kawasan yang digunakan.

Di akhir pertemuan, kedua menteri menegaskan komitmen untuk memperkuat koordinasi dalam berbagai program dan kebijakan, serta meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum untuk mengatasi kejahatan lingkungan.

Kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan sinergi positif yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga memastikan perlindungan hutan Indonesia sebagai sumber daya yang berharga untuk masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement