Senin 10 Feb 2025 17:04 WIB

Kurangi Emisi Penerbangan, Singapore Airlines Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

SIA menggandeng Aether terkait pemanfaatan SAF.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Singapore meningkatkan pemanfaatan bahan bakar berkelanjutan dalam operasionalnya.
Foto: AP Photo/Elaine Thompson
Singapore meningkatkan pemanfaatan bahan bakar berkelanjutan dalam operasionalnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapore Airlines Group (SIA) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mendapatkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan murni (SAF) dari Aether Fuels (Aether). Aether merupakan perusahaan teknologi iklim yang berencana membangun fasilitas produksi SAF di Amerika Serikat dan Asia Tenggara.

Perjanjian ini mencakup komitmen SIA Group untuk membeli SAF murni dalam jangka waktu lima tahun saat pabrik Aether mulai berproduksi secara komersial, dengan opsi perpanjangan lima tahun. SAF murni ini akan dicampur dengan bahan bakar jet konvensional sebelum didistribusikan ke bandara-bandara yang dilayani Singapore Airlines dan Scoot.

Baca Juga

Aether akan memanfaatkan limbah karbon sebagai bahan baku untuk memproduksi SAF menggunakan teknologi inovatif dan eksklusif, Aether Aurora. Metode ini mengurangi biaya modal, meningkatkan efisiensi produksi, dan menghasilkan SAF yang lebih banyak dibandingkan dengan teknik yang sudah ada.

"Kemitraan ini merupakan langkah selanjutnya dalam perjalanan SIA Group mencapai tujuan dekarbonisasi jangka panjang kami, yaitu mencapai emisi karbon nol pada tahun 2050," kata Chief Sustainability Officer Singapore Airlines Lee Wen Fen, dalam pernyataannya, Senin (10/2/2025).  

Lee menambahkan tujuan dari kolaborasi ini adalah mempercepat dan meningkatkan adopsi SAF Singapore Airlines dalam operasional penerbangannya. Selain itu, untuk membangun fondasi bagi masa depan perjalanan udara yang lebih berkelanjutan.

Aether didirikan dan didanai pada tahun 2022 Xora, sebuah perusahaan ventura teknologi yang didukung Temasek. Sejak itu, perusahaan ini telah memperluas timnya di Asia Tenggara dan mengembangkan operasinya di Chicago, di mana tempat pusat penelitian dan pengembangannya berada.

Proyek produksi berskala komersial Aether yang akan datang di Amerika Serikat dan Asia Tenggara akan menghasilkan SAF bersertifikat CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation). Proyek-proyek ini dirancang untuk mengurangi gas rumah kaca minimal sebesar 75 persen, yang secara signifikan berkontribusi terhadap upaya keberlanjutan industri penerbangan. "Kami bangga dapat bergabung dengan ekosistem inovator teknologi SAF SIA Group," kata Chief Executive Officer Aether Fuels Conor Madigan.  

Madigan mengatakan target dekarbonisasi Singapore Airlines menginspirasi inovasi di seluruh rantai pasok dan mendorong perusahaan seperti Aether untuk mengembangkan solusi produksi yang menggabungkan teknologi terobosan dengan strategi bahan baku generasi berikutnya.

"Kolaborasi ini akan memperdalam pemahaman kami tentang prioritas pelanggan dan pasar SAF, khususnya di Asia Tenggara. Kondisi ini akan memperkuat program pengembangan proyek kami dan mempercepat jalan kami menuju komersialisasi," tambahnya.

Managing Partner dan Chief Investment Officer Xora serta Board Chair Aether Fuels Phil Inagaki mengapresiasi komitmen  SIA Group pada tujuan keberlanjutan yang bermakna dan mengambil langkah konkret untuk memajukan adopsi SAF. Ia menambahkan Singapura menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi teknologi yang mendalam, memberdayakan perusahaan seperti Aether untuk memperkuat dampak solusi transformatif terhadap tantangan global.

"Teknologi terobosan Aurora kami memungkinkan produksi SAF dengan bahan baku ramah lingkungan yang paling fleksibel serta dapat terukur. Kolaborasi dengan SIA Group ini mencerminkan fokus dan komitmen bersama, menjadikannya sebuah kecocokan alami yang akan mempercepat inovasi dan adopsi SAF," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement