Kamis 20 Feb 2025 15:00 WIB

BKPM Ajak 35 Perusahaan Prancis Investasi di Sektor EBT

Perusahaan Prancis sudah aktif berinvestasi di berbagai sektor di Indonesia,

Dua petugas PLN Indonesia Power UBP Bali memeriksa titik panel surya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali, Selasa (22/10/2024). PLTS tersebut menyediakan sumber energi bersih yang ramah lingkungan dengan kapasitas 3,5 MWac untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di tiga nusa yakni Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan serta mendukung kegiatan pariwisata di pulau itu.
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Dua petugas PLN Indonesia Power UBP Bali memeriksa titik panel surya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali, Selasa (22/10/2024). PLTS tersebut menyediakan sumber energi bersih yang ramah lingkungan dengan kapasitas 3,5 MWac untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di tiga nusa yakni Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan serta mendukung kegiatan pariwisata di pulau itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengajak 35 delegasi perusahaan asal Prancis yang tergabung dalam asosiasi pengusaha internasional dari Perancis (MEDEF) untuk menanamkan modalnya di sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Investasi masih sangat terbuka karena besarnya potensi EBT Indonesia yang belum tergarap.

Rosan mengatakan, potensi EBT mencapai sekitar 3.700 gigawatt dan baru 1 persen yang dimanfaatkan, atau sekitar 13,08 gigawatt.  Hal tersebut disampaikan Rosan saat melakukan pertemuan bisnis dengan para delegasi pada 18 Februari 2025 di Jakarta. 

Baca Juga

Potensi itu tersebar di berbagai wilayah, dengan potensi terbesar berasal dari energi surya, hingga potensi geothermal sebesar 23 gigawatt yang merupakan terbesar di dunia. 

"Saya meyakini ini adalah pertemuan yang sangat baik dan produktif. Selain memaparkan potensi Indonesia, kami juga mendapat banyak feedback yang bermanfaat untuk memperkuat kolaborasi, baik dari sektor swasta ke pemerintah maupun antarswasta. Hal ini penting agar kita terus menyempurnakan kebijakan dan regulasi yang ada," ujar Rosan.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste Fabien Penone menyampaikan komitmen pemerintah Prancis untuk mendorong penguatan hubungan ekonomi dengan Indonesia. 

Perusahaan Prancis sudah aktif berinvestasi di berbagai sektor di Indonesia, mulai dari pertambangan nikel hingga perbankan. Namun, ia mengakui hal ini masih bisa terus ditingkatkan.

"Penguatan hubungan antara Prancis dan Indonesia adalah prioritas utama pemerintah kami. Presiden Prancis (Emmanuel) Macron dan Presiden Prabowo Subianto beberapa kali berdiskusi soal ini. Inilah mengapa pertemuan ini sangat penting bagi perusahaan Prancis supaya mendapatkan kesempatan berdiskusi dengan pemerintah Indonesia,” ujar Penone. 

Wakil Ketua MEDEF International yang juga merupakan Ketua The France-Indonesia Business Council Philippe Louis-Dreyfus menyoroti potensi kerja sama di sektor infrastruktur, energi, dan dekarbonisasi. Ia optimistis kunjungan delegasi perusahaan Prancis ini akan membuahkan hasil positif.

Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Prancis menempati peringkat empat sebagai sumber Foreign Direct Investment (FDI) terbesar dari Eropa, dengan fokus pada lima sektor unggulan, yakni perumahan, kawasan industri dan perkantoran, industri mesin dan elektronik, industri makanan, hotel dan restoran, serta perdagangan dan reparasi. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement