REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA — Finlandia menyatakan dukungannya terhadap target Uni Eropa untuk memangkas emisi gas rumah kaca sebesar 90 persen pada 2040. Dukungan ini disampaikan menjelang pembahasan negosiasi iklim antar negara anggota di Warsawa, Polandia.
“Kami pikir itu target yang bagus,” kata Sekretaris Negara Urusan Iklim Finlandia, Mika Nykänen, Selasa (29/4/2025). Ia menekankan bahwa target yang ambisius dibutuhkan untuk memberikan kepastian kepada investor dan pelaku usaha. “Perubahan kebijakan besar justru menciptakan ketidakpastian,” ujarnya.
Komisi Eropa sebenarnya berencana mengusulkan target 90 persen pada bulan lalu, namun penolakan dari beberapa negara dan keberatan dari Parlemen Eropa membuat proposal tersebut tertunda.
Negara-negara Uni Eropa terbelah. Denmark, Belanda, dan Slovenia mendukung target tersebut. Sementara Italia, Ceko, dan sejumlah negara lainnya menyatakan keberatan karena khawatir dampaknya terhadap sektor industri.
Sebagai kompromi, Komisi Eropa mempertimbangkan untuk menyertakan kredit karbon internasional dalam penghitungan target. Langkah ini dinilai dapat memberi kelonggaran, namun juga berisiko melemahkan efektivitas pengurangan emisi di sektor industri domestik.
Pemerintah Jerman mendukung penggunaan kredit karbon, namun menekankan bahwa kontribusinya tidak boleh melebihi 3 persen dari target. Prancis juga terbuka pada skema ini, asalkan kredit karbon benar-benar terbukti menghasilkan pengurangan emisi.
Finlandia sendiri tidak mendorong fleksibilitas semacam itu, namun memahami kekhawatiran negara-negara dengan pendapatan lebih rendah dan tantangan besar dalam transisi energi.
“Negosiasi pembagian beban ini akan sulit. Setiap negara punya kepentingan dan ketakutannya masing-masing,” kata Nykänen.
Sementara itu, Komisaris Iklim Uni Eropa Wopke Hoekstra menyatakan target resmi untuk 2040 diharapkan bisa diajukan sebelum musim panas.
Saat ini Uni Eropa memiliki target hukum untuk memangkas emisi sebesar 55 persen pada 2030 dibanding tingkat tahun 1990, dan mencapai net zero pada 2050.