Sabtu 14 Jun 2025 19:00 WIB

Saudari Kembar Ini Sukses Ubah Karbon Dioksida Jadi Tekstil

Teknologi yang dikembangkan dapat digunakan di sejumlah sektor industri.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Saudari kembar Neeka dan Leila Mashouf sukses mengembangkan teknologi yang mampu mengubah karbon dioksida menjadi bahan tekstil.
Foto: EPO
Saudari kembar Neeka dan Leila Mashouf sukses mengembangkan teknologi yang mampu mengubah karbon dioksida menjadi bahan tekstil.

REPUBLIKA.CO.ID, MUNICH -- Setiap tahun industri tekstil dunia melepaskan jutaan miliar ton karbon dioksida ke atmosfer. Prihatin dengan hal ini saudari kembar Neeka dan Leila Mashouf mengembangkan proses inovatif yang mengubah emisi karbon dioksida menjadi benang yang dapat terurai di alam.

Temuan mereka memberi alternatif bagi  produksi tekstil yang lebih berkelanjutan dibandingkan produksi tradisional. Neeka dan Leila mendirikan perusahaan rintisan Rubi.

Perusahaan itu mengembangkan sistem enzimatik yang meniru kemampuan pohon menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi selulosa dengan reaktor kimia. Terobosan ini membawa mereka memenangkan "Tomorrow Shapers of the Young Inventors Prize 2025" yang diberikan Kantor Paten Eropa.

"Temuan kami menggunakan sekuens enzim khusus yang mana seperti rekayasa kimia alami, untuk mengubah karbon dioksida menjadi polimer berserat seperti selulosa yang kami gunakan membuat serat, benang dan kain," kata Neeka seperti dikutip dari Euronews, Sabtu (14/6/2025).

Ia mengatakan teknologi ini dikembangkan untuk memecahkan salah satu masalah global paling penting. Metode Rubi lebih hemat energi dan ramah lingkungan dibandingkan teknologi konversi karbon konvensional yang membutuhkan fermentasi atau sistem termokimia.

Proses ini bisa dilakukan pada kondisi normal dengan penggunaan energi sepuluh kali lebih sedikit, sehingga menghasilkan bahan produk dengan dampak lingkungan minimal. Bahan ini dapat langsung digunakan dalam rantai pasok tekstil yang sudah ada, membantu merek menurunkan jejak karbon tanpa perlu mengubah infrastruktur mereka.

Rubi sudah menjalin kerja sama awal dengan Walmart, Patagonia, dan H&M sebagai contoh aplikasi pasar yang siap pakai dan berpotensi mengubah tidak hanya industri fesyen tetapi juga berbagai industri yang bergantung pada produk berbahan dasar selulosa.

Neeka dan Leila, saudara kembar yang tumbuh besar di San Francisco Bay Area, California, dalam lingkungan yang dekat dengan alam dan kewirausahaan. Mereka sudah mengenal industri mode sejak dini dan memiliki ketertarikan yang tinggi pada ilmu pengetahuan.

Karena itu, sejak usia 15 tahun, keduanya sudah aktif menerbitkan penelitian ilmiah dan bekerja di laboratorium universitas. Neeka mendalami teknik material dan bisnis, sedangkan Leila menyelesaikan pendidikan kedokteran di Harvard dengan fokus pada bioengineering dan sistem enzimatis.

Pada tahun 2021, mereka menggabungkan keahlian masing-masing untuk mendirikan startup Rubi dengan misi mengembangkan proses manufaktur ramah lingkungan dan selaras dengan tujuan pelestarian bumi. Leila menjelaskan Rubi menciptakan paradigma baru di mana produksi bisa berkembang sekaligus menjaga sumber daya alam dan mendukung target iklim.

Secara sederhana, enzim yang digunakan Rubi diibaratkan seperti "Pacman kecil" yang 'memakan' molekul dan mengubahnya menjadi sesuatu yang berbeda. Teknologi Rubi yang mengubah karbon dioksida menjadi bahan berguna dapat diaplikasikan ke berbagai industri selain tekstil, membuka peluang besar untuk produksi yang lebih ramah lingkungan dalam skala luas.

Teknologi yang dikembangkan Rubi dapat digunakan di industri kemasan, farmasi, kosmetik, aplikasi makanan, dan bahan bangunan, yang saat ini produksinya masih sangat bergantung pada proses yang menghasilkan jejak karbon tinggi.

Dengan cara melisensikan teknologi mereka, saudari Mashouf berencana mempercepat penyebaran teknologi ini dan memberi kekuatan kepada produsen lain untuk beralih ke produksi yang lebih berkelanjutan.

"Kami membuktikan karbon dioksida dapat menjadi sumber daya yang lebih bernilai daripada produk limbang berbahaya, saya merasa terhormat untuk bekerja bersama saudari saya dalam memimpin era baru kemakmuran dengan sistem manufaktur yang diperbarui," kata Neeka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement