Ahad 27 Jul 2025 08:01 WIB

Sekretaris Eksekutif PBB: Indonesia Punya Potensi Besar Pimpin Transisi Energi Bersih

Transisi energi bersih dinilai berpotensi ciptakan jutaan lapangan kerja.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
 Sekretaris Eksekutif Kantor PBB untuk Koordinasi Kerja Perubahan Iklim (UNFCCC), Simon Stiell, menegaskan Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin transisi energi bersih. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sekretaris Eksekutif Kantor PBB untuk Koordinasi Kerja Perubahan Iklim (UNFCCC), Simon Stiell, menegaskan Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin transisi energi bersih. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Eksekutif Kantor PBB untuk Koordinasi Kerja Perubahan Iklim (UNFCCC), Simon Stiell, menegaskan Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin transisi energi bersih di kawasan Asia Tenggara dan dunia. Namun, potensi tersebut akan terwujud jika Indonesia terus meningkatkan ambisi iklimnya melalui rencana nasional yang lebih kuat.

Pesan itu disampaikan Stiell dalam pidato utama pada KTT yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta. Stiell memuji kepemimpinan Indonesia yang menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi dan aksi iklim bukanlah dua hal yang saling bertentangan, melainkan dua sisi dari strategi terpadu menuju kesejahteraan dan ketahanan masyarakat.

Baca Juga

“Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa ambisi iklim dan pembangunan ekonomi bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Justru sebaliknya, keduanya adalah dua sisi dari satu strategi terpadu untuk menghadirkan kesejahteraan, ketahanan, dan martabat bagi masyarakat,” ujarnya, Sabtu (26/7/2025).

Ia menekankan inti dari aksi iklim bukan sekadar angka reduksi emisi, melainkan dampaknya bagi manusia. “Intinya adalah manusia. Anda, saya, keluarga kita. Komunitas kita. Para pekerja yang membangun industri Anda, petani yang merawat sawah, pengemudi ojek yang menembus jalanan kota, wirausahawan yang menciptakan bisnis baru, dan anak-anak yang bermimpi akan hidup yang lebih aman dan lebih baik,” katanya.

Meski Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil untuk lebih dari 75 persen kebutuhan energinya, Stiell menyoroti kemajuan signifikan yang telah dicapai, termasuk peningkatan 40 persen kapasitas energi terbarukan sejak 2019.

“Percepatan transisi energi bersih dan berkeadilan di Indonesia akan menciptakan jutaan pekerjaan baru dan menarik investasi dalam jumlah besar,” ujarnya.

Stiell menyebut Indonesia telah membangun momentum tidak hanya untuk memimpin di Asia Tenggara, tetapi juga dalam membentuk masa depan energi bersih global. Ia mengapresiasi langkah-langkah seperti peluncuran Sistem Perdagangan Emisi Nasional tahun lalu dan potensi pemanfaatan Mekanisme Kredit Paris Agreement untuk meningkatkan ambisi iklim.

“Ini bukan bentuk kepemimpinan yang baru muncul. Ini adalah kepemimpinan yang sudah lama ditunjukkan,” katanya.

Ia juga mengakui peran Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat komitmen Indonesia mencapai emisi nol-bersih pada 2060. “Komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol pada 2060 dan seruan tegas Presiden telah mengirimkan pesan kuat kepada dunia: masa depan akan dibangun dengan cara yang berbeda,” ujarnya.

Stiell mengingatkan bahwa dunia kini berada dalam dekade yang krusial untuk aksi iklim, dan penundaan bukanlah pilihan. “Setiap tahun yang kita lewatkan tanpa tindakan nyata akan memperbesar risiko bagi masyarakat, ekosistem, dan ekonomi. Harga yang harus dibayar jika kita tidak segera bertindak akan sangat mahal,” tegasnya.

Meski demikian, ia tetap optimistis bahwa dengan semangat gotong royong dan kolaborasi internasional, Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara berkembang lainnya. “Di UN Climate Change, kami adalah mitra setia Anda dalam perjalanan penting ini. Bersama, kita hadir di sini untuk bekerja berdampingan dengan Anda merancang, menjalankan, dan mewujudkan visi Anda tentang Indonesia yang berkelanjutan, rendah karbon, dan sejahtera,” katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ESG Now (@esg.now)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement