REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kehutanan (Kemenhut) tengah menyusun daftar spesies terancam punah yang berada di wilayah Indonesia sebagai bagian dari program konservasi nasional. Direktur Konservasi Spesies dan Genetik Kemenhut, Nunu Anugrah, dalam diskusi daring terkait Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) yang diikuti dari Jakarta, Kamis (4/9/2025), menyampaikan bahwa sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Kemenhut dalam lima tahun ke depan akan menyusun daftar spesies terancam punah serupa dengan Daftar Merah IUCN.
“Salah satu kegiatan prioritas yang dimandatkan kepada kami adalah Indeks Daftar Merah Spesies Terancam Punah. Artinya, kita punya semangat investasi untuk menggali dan memperbarui data informasi spesies Indonesia. Kita juga ingin mempunyai Daftar Merah nasional,” kata Nunu.
Dengan demikian, lanjutnya, pemerintah akan mendapatkan gambaran jelas mengenai kondisi populasi dan status keterancaman satwa di Tanah Air, sekaligus memberikan konteks regional dan nasional terhadap isu tersebut.
Kemenhut bekerja sama dengan berbagai universitas dan organisasi, baik lokal maupun internasional, termasuk para pakar yang bergerak di bidang satwa dan konservasi, untuk menyusun daftar tersebut.
“Dalam konteks indeks Daftar Merah ini, saya kira kita ingin memperbaiki semangatnya. Kita ingin memperbaiki status keterancaman konservasi spesies sekaligus berupaya mengurangi laju kepunahannya,” jelas Nunu.
Dalam lima tahun ke depan, kata dia, Kemenhut akan melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap sekitar 3.000 sampai 40.000 spesies bekerja sama dengan berbagai pihak terkait.
“Mudah-mudahan nilai indeksnya naik. Kalau nilai indeksnya naik berarti seluruh intervensi kebijakan dan program kegiatan untuk konservasi spesies dianggap lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ucap Nunu Anugrah.