Sabtu 27 Sep 2025 21:30 WIB

Peruri Capai Carbon Offset 102 Persen Lewat Ruang Hijau Area Pabrik

Ruang hijau dominan bantu Peruri capai target keberlanjutan lebih awal.

Pekerja membawa tempat sampah melintas berlatar Desain Taman Kota Peruri yang akan datang di kompleks Kantor Pusat Peruri, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pekerja membawa tempat sampah melintas berlatar Desain Taman Kota Peruri yang akan datang di kompleks Kantor Pusat Peruri, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi, dan Informasi Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri), Gandung Anggoro Murdani, menyatakan dominasi area hijau di kawasan produksi Karawang, Jawa Barat, membuat perhitungan carbon offset operasional perusahaan mencapai 102 persen.

Ia mengatakan, Peruri telah menerapkan sejumlah upaya untuk mempercepat implementasi program keberlanjutan, sejalan dengan target pemerintah merealisasikan Net Zero Emission (NZE) pada 2060. “Keberlanjutan bagi kami bukan sekadar jargon, tetapi praktik nyata yang sudah berjalan di lapangan,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Baca Juga

Selain di Karawang, Peruri juga menyediakan ruang terbuka hijau dengan konsep penggunaan lahan kepadatan rendah (low-rise density) serta pengubahan fungsi bangunan sembari tetap mempertahankan karakter historis dan struktur aslinya (adaptive reuse) di Taman Kota Peruri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Area tersebut sebelumnya merupakan pabrik percetakan uang milik Peruri.

Gandung menuturkan, pengubahan fungsi lahan itu menjadi salah satu upaya menjaga jejak karbon tetap rendah. Langkah tersebut sekaligus memperkuat kontribusi perusahaan dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan nasional serta menyediakan ruang publik sehat bagi masyarakat.

“Keberlanjutan adalah investasi jangka panjang bagi generasi mendatang, dan Peruri ingin menjadi bagian penting dalam perjalanan itu,” kata dia.

Selain membangun ruang terbuka hijau, Peruri juga menyusun Roadmap Peruri Hijau sebagai panduan transformasi bisnis berkelanjutan. Peta jalan itu mencakup pengembangan industri rendah karbon, digitalisasi, dan penggunaan teknologi ramah lingkungan.

Untuk menegakkan implementasi roadmap tersebut, perseroan telah mengembangkan green dashboard yang mampu memantau penggunaan energi, konsumsi air, pengelolaan limbah, serta emisi gas rumah kaca secara real-time dan terintegrasi.

Digitalisasi juga diklaim mampu memangkas jejak karbon melalui pengurangan penggunaan kertas sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. “Kami memulai langkah transformasi melalui digitalisasi proses, digitalisasi produk, hingga penggunaan mesin berteknologi ramah lingkungan (low-emission machine),” tutur Gandung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement