Senin 29 Sep 2025 20:45 WIB

Trump Sebut Agenda Perubahan Iklim Suatu Penipuan, IWW tak Setuju

Aktivis menilai perdebatan tidak penting, yang utama adalah menjaga lingkungan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Founder Indonesia Water Warriors (IWW) Neil Andika menjadi narasumber dalam  ESGnow Movement: Climate Talk di kawasan Sarinah, Jakarta, Ahad (28/9/2025). ESGnow Movement: Climate Talk tersebut mengakat tema Urat Nadi Kehidupan : Sungai Untuk Lingkungan Pagan dan Energi.
Foto: Republika/Prayogi
Founder Indonesia Water Warriors (IWW) Neil Andika menjadi narasumber dalam ESGnow Movement: Climate Talk di kawasan Sarinah, Jakarta, Ahad (28/9/2025). ESGnow Movement: Climate Talk tersebut mengakat tema Urat Nadi Kehidupan : Sungai Untuk Lingkungan Pagan dan Energi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyuarakan skeptisisme mengenai isu iklim dengan menyebut agenda hijau, termasuk perubahan iklim, sebagai “penipuan terbesar di dunia”. Menanggapi hal tersebut, Indonesia Water Warriors (IWW) menegaskan ketidaksetujuannya.

“Menurut saya pribadi kurang setuju dengan pendapat Trump. Kita bisa rasakan sendiri bagaimana perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir. Rekan-rekan bisa menyimpulkan sendiri apakah climate change itu penipuan atau bukan,” ujar Founder IWW Neil Andika dalam Climate Talk bertajuk Urat Nadi Kehidupan: Sungai untuk Lingkungan, Pangan, dan Energi yang digelar Republika di kawasan Car Free Day (CFD), Jakarta, Ahad (28/9/2025) lalu.

Baca Juga

Neil mengatakan, berdasarkan pengamatannya sebagai akademisi, perubahan iklim tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, alih-alih memperdebatkan setuju atau tidak dengan isu perubahan iklim, menurutnya lebih baik fokus pada langkah menjaga lingkungan.

“Kita bisa merasakan perbedaan kondisi dari zaman kita kecil hingga sekarang. Misalnya sungai lebih kotor, polusi udara di Jakarta lebih tinggi. Nah, pertanyaannya adalah, apa yang harus kita lakukan?” tuturnya.

Ia menekankan, semestinya berbagai pemangku kepentingan mengambil langkah strategis menghadapi perubahan iklim, meski ada perbedaan pandangan. “Kita harus tetap melakukan sesuatu, meskipun ada kebijakan yang tidak kita setujui, baik di luar negeri maupun di Indonesia. Kita bisa memulainya dari hal-hal kecil. Walaupun ada hambatan di tataran makro, kita tetap bisa bergerak di level mikro,” ujarnya.

Neil menilai, upaya menjaga lingkungan di tengah perubahan iklim harus dilakukan secara istiqamah. “Tetaplah istiqamah dengan apa yang kita percaya benar,” katanya.

Ia mencontohkan sejumlah langkah kecil yang dapat dilakukan, seperti mengolah limbah dengan lebih baik, mengolah air laut menjadi air minum, serta melakukan artificial recharge pada air tanah.

“Artinya, segala sesuatu bisa dilakukan, baik dalam skala mikro, menengah, maupun makro. Jadi tetap lakukan apa yang kita yakini benar, demi memperbaiki bumi ini. Langkah kecil sekalipun tetap memberi dampak,” kata Neil.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ESG Now (@esg.now)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement