REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menegaskan pembangunan fasilitas Waste to Energy menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Program ini diharapkan mampu menuntaskan persoalan sampah yang menumpuk puluhan tahun di berbagai daerah.
Zulkifli menyampaikan pemerintah telah menyiapkan langkah cepat untuk mempercepat perizinan dan pembangunan infrastruktur pengolahan sampah menjadi energi. Ia menilai penyelesaian masalah sampah tidak bisa lagi menunggu proses birokrasi yang berbelit.
“Ini menjadi program prioritas Pak Prabowo, bagaimana Waste to Energy menyelesaikan persoalan sampah yang puluhan tahun. Kemarin, 11 tahun hanya satu izin untuk mengurus sampah keluar. Karena apa rumit, ruwet tadi, menyangkut government. Nah ini kita pangkas,” ujar tokoh yang akrab disapa Zulhas, dalam ESG Now Awards 2025 di Jakarta, Rabu (16/10/2025).
Ia menjelaskan, kebijakan percepatan pembangunan fasilitas Waste to Energy kini telah mendapat landasan hukum melalui keputusan presiden. Pemerintah tidak menunggu regulasi tersebut terbit untuk bergerak di lapangan, sebab proses identifikasi dan persiapan sudah lebih dahulu dilakukan.
“Saya sudah dapat Keppres, ini nyata, jadi enggak omon-omon kita, saya sudah dapat Keppres tiga hari yang lalu. Tapi sebelum Keppres keluar kita sudah kerja, sudah ada 33 kota yang akan segera dibangun Waste to Energy,” kata Zulhas.
Menko Pangan menyebut setiap fasilitas Waste to Energy akan dilengkapi insinerator berkapasitas dua ribu ton per hari. Dengan teknologi ini, kawasan seperti Bantar Gebang di Jakarta dapat memiliki hingga empat unit pengolahan untuk menekan volume sampah yang selama ini menggunung.
Ia menegaskan, proses perizinan yang sebelumnya memakan waktu lebih dari satu dekade kini dipangkas menjadi tiga bulan. Pemerintah menargetkan seluruh proyek di 33 kota rampung pada akhir 2027.
“Yang dulu 11 tahun satu, ini 33 kota kita akan selesaikan perizinan tiga bulan. Sehingga akhir 2027 Waste to Energy di 33 provinsi itu insya Allah bisa selesai,” tutur Zulhas.
Pengembangan Waste to Energy, jelas Menko Pangan, menjadi bagian dari komitmen pemerintah memperkuat pembangunan berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang bersih. Program ini sekaligus membuka peluang ekonomi baru di sektor energi dan pengelolaan limbah.