Ahad 19 Oct 2025 16:58 WIB

Prancis Tegaskan Dukungan pada Target Pendanaan Iklim Bank Dunia

Negara prancis tetap desak Bank Dunia danai proyek energi bersih dan pengurangan emis

Rep: Lintar Satria/ Red: Intan Pratiwi
Menteri Pembangunan Prancis yang baru Eleonore Caroit
Foto: wikipedia
Menteri Pembangunan Prancis yang baru Eleonore Caroit

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Pembangunan Prancis yang baru Eleonore Caroit mengatakan negaranya akan terus menekan Bank Dunia untuk mempertahankan agenda iklim. Meski terdapat tekanan dari pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Trump mendesak Bank Dunia untuk membuang target dan rencana iklim. Caroit menegaskan upaya mengatasi perubahan iklim akan menjadi salah satu fokus utama dalam pertemuan negara-negara industri G7 pada tahun 2026.

Prancis mendapat giliran menjadi ketua G7 tahun depan. Caroit ditunjuk pada hari Minggu untuk bergabung dalam kabinet Perdana Menteri Prancis yang baru diangkat kembali, Sebastien Lecornu, sebagai Menteri Muda.

Jabatan Caroit akan mencakup tiga bidang krusial: Francophonie, Kemitraan Internasional, dan urusan Warga Negara Prancis di Luar Negeri. Penunjukan tersebut segera disusul dengan keberangkatannya ke Washington, Amerika Serikat, untuk memulai tugasnya.

Secara khusus, bidang Francophonie yang ditanganinya merujuk pada komunitas global negara-negara dan orang-orang yang menggunakan bahasa Prancis, sekaligus mengacu pada Organisasi Internasional Francophonie (OIF), organisasi multilateral yang beranggotakan 88 negara di lima benua.

Sebagai Menteri Muda, tugas Caroit adalah memimpin misi diplomatik, budaya, dan geopolitik Prancis, memastikan bahasa Prancis dan nilai-nilai Prancis terus dipromosikan, serta memperkuat kerja sama multilateral dengan negara-negara anggota OIF sebagai upaya Prancis mempertahankan pengaruh globalnya.

Caroit mengatakan dalam kunjungannya ke Washington ia bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Mereka membahas desakan AS pada Bank Dunia untuk membuang target menaikan pendanaan terkait iklim sebesar dari 35 persen menjadi 45 persen dari total pendanaannya.

Target ini ditetapkan pemerintah mantan Presiden AS Joe Biden. "Jelas kami melanjutkan dukungan ke target 45 persen," kata Caroit di sela pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Jumat (17/10/2025) lalu.

Ia menambahkan Prancis ingin mempertahankan target yang sejalan dengan Perjanjian Iklim Pari syang telah ditinggalkan Trump untuk kedua kalinya pada Januari lalu.

“Bagi kami, isu iklim sangatlah penting karena kami sejalan dengan tujuan Bank Dunia dalam pembangunan dan penciptaan lapangan kerja. Tetapi pekerjaan itu harus berada di planet yang layak huni. Kalau tidak, untuk apa kita memikirkan pekerjaan,” ujarnya.

Pada 2023, Presiden Bank Dunia Ajay Banga berhasil meyakinkan para pemegang saham untuk mengadopsi visi baru yang berbunyi: “Dunia bebas dari kemiskinan di planet yang layak huni.” Visi ini mencerminkan tujuan baru Bank Dunia dalam pembiayaan iklim dan perluasan neraca keuangannya.

Bessent, yang mengecam pernyataan itu sebagai “pemasaran kosong yang penuh kata-kata klise,” pada Jumat lalu menyerukan agar Bank Dunia kembali mendanai proyek batu bara, serta energi gas, minyak, dan nuklir.

Dalam pernyataannya kepada komite pengarah IMF, Bessent menyebut target “manfaat iklim” sebesar 45 persen “membelokkan proyek dari prioritas negara masing-masing dan menggeser fokus dari tujuan utama untuk meningkatkan akses terhadap energi yang andal.”

“Saya pikir yang penting adalah melakukan pembicaraan terbuka dan melihat di mana perbedaan pandangan itu berada,” kata Caroit.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement