REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengatakan Australia tidak akan menjadi tuan rumah bersama (co-host) COP31 dengan Turki. Kedua negara itu memperebutkan posisi tuan rumah Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP31) tahun depan.
Sebelumnya dilaporkan Turki mengusulkan skema co-host dengan Australia untuk COP31. Sumber diplomatik Turki mengatakan pembahasan mengenai co-host mengalami kebuntuan.
“Tidak, kami tidak akan co-host, karena co-host tidak ada dalam peraturan Kantor PBB untuk Koordinasi Kerja Perubahan Iklim (UNFCCC), jadi skema itu tidak masuk opsi dan masyarakat menyadari itu bukan opsi. Karena itu, kami membuang opsi itu,” kata Albanese, Ahad (16/11/2025) lalu, dilansir laman Reuters.
Pada 2022, Australia dan Turki mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah COP31. Hingga saat ini tidak ada negara yang bersedia mengalah.
Hal ini memicu kebuntuan yang harus diatasi di COP30 yang saat ini sedang berlangsung di Belem, Brasil. Pertemuan Antar-Pihak (COP) Perubahan Iklim PBB merupakan forum puncak yang membahas perubahan iklim.
Namun, beberapa tahun terakhir pelaksanaan COP Perubahan Iklim semakin bergeser dari forum diplomatik menjadi pameran perdagangan, di mana negara-negara mempromosikan prospek ekonomi keberlanjutan mereka.
Posisi tuan rumah di COP Perubahan Iklim sangat penting karena dapat menetapkan agenda dan memimpin upaya diplomatik untuk mencapai kesepakatan global.
Pada bulan ini, Albanese menulis surat kepada Presiden Turki, Tayyip Erdogan, untuk mengakhiri kebuntuan dalam perebutan tuan rumah COP31. Ia ingin menggelar COP Perubahan Iklim dengan negara-negara Kepulauan Pasifik, salah satu kawasan yang paling terdampak kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global.
Forum Kepulauan Pasifik yang terdiri atas 18 negara mendukung Australia sebagai tuan rumah COP Perubahan Iklim tahun depan. Pada awal November, Albanese mengatakan Australia ingin melindungi kepentingan negara-negara Kepulauan Pasifik, terutama yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti Tuvalu dan Kiribati.
Turki mengatakan lokasi mereka di Laut Tengah akan membantu mengurangi emisi dari penerbangan yang membawa delegasi ke COP31. Mereka juga menekankan industri gas dan minyak Turki jauh lebih kecil daripada Australia.