Selasa 18 Nov 2025 15:30 WIB

Manufaktur Jadi Kunci Tekan Emisi, Kadin Diminta Pimpin Akselerasi Dekarbonisasi

Kadin menegaskan komitmen untuk memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Satria K Yudha
Pengunjung mengamati mesin yang dihadirkan pada pameran Komponen Manufaktur Furnitur Internasional dan Pameran Mesin Pengerjaan Kayu (IFMAC WOODMAC 2025) ke-12 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta,Rabu (24/9/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung mengamati mesin yang dihadirkan pada pameran Komponen Manufaktur Furnitur Internasional dan Pameran Mesin Pengerjaan Kayu (IFMAC WOODMAC 2025) ke-12 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta,Rabu (24/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyampaikan sektor manufaktur berada di posisi strategis dalam upaya penurunan emisi nasional. Ia menilai pelaku usaha yang tergabung dalam Kadin Indonesia berperan penting mempercepat agenda dekarbonisasi industri.

Faisol melihat transformasi manufaktur menuju proses produksi rendah emisi kini menjadi kebutuhan mendesak. Ia memandang peningkatan investasi hijau, terutama pada industri pengolahan, akan menentukan keberhasilan Indonesia dalam mencapai target emisi jangka panjang.

“Kami mengajak seluruh pelaku usaha terutama yang tergabung di Kadin untuk bekerja sama mewujudkan net zero emission untuk industri 2050, lebih cepat dari target nasional 2060,” ujarnya di Jakarta, dikutip pada Selasa (18/11/2025).

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sebelumnya menegaskan komitmen untuk memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan. Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyampaikan transformasi ekonomi hijau kini menjadi fondasi penguatan pertumbuhan nasional dengan fokus pada inovasi, efisiensi sumber daya, dan kelestarian lingkungan.

Dalam satu tahun terakhir, Kadin menghadirkan sejumlah inisiatif seperti monet green investment, kolaborasi lintas bidang dengan Kadin Internasional, Kadin Net Zero Hub, serta penyusunan Indonesia Energy Transition Factbook sebagai panduan pelaku usaha.

“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, transformasi ekonomi hijau bukan lagi opsi, melainkan kepercayaan,” kata Anin dalam sambutan melalui video conference.

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Investasi, Hilirisasi, Energi dan Lingkungan Hidup Kadin Indonesia Bobby Gafur Umar menyampaikan proyeksi akselerasi investasi hijau pada 2026. Ia menyebut kebutuhan investasi 2024–2029 mencapai Rp13.032 triliun untuk menopang pertumbuhan ekonomi delapan persen.

Bobby menambahkan penambahan kapasitas pembangkit 10 tahun ke depan diperkirakan 69,53 gigawatt, dengan energi terbarukan berkontribusi hingga 42,3 gigawatt.

“Ini menunjukkan masa depan energi sangat terkait dengan lingkungan hidup. Kadin harus menjadikan ini fokus rencana kerjanya,” ucap Bobby.

Dukungan pemerintah terhadap percepatan transisi energi juga disampaikan Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM RI Todotua Pasaribu. Ia menilai kemandirian material energi hijau menjadi faktor penentu agar harga energi hijau lebih kompetitif dan rencana investasi berjalan efektif melalui program hilirisasi material.

Dari perspektif lingkungan, Wakil Menteri Lingkungan Hidup/Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup RI Diaz Hendropriyono menekankan pentingnya kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kadin. Ia melihat tantangan pendanaan perubahan iklim membutuhkan kemitraan berkelanjutan untuk memperkuat industri hijau.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement