Senin 06 Nov 2023 14:30 WIB

Indeks Kualitas Udara di New Delhi Terjun Bebas ke Tingkat Terburuk di Dunia

Suhu rendah dan pembakaran tanaman menyebabkan lonjakan polutan di New Delhi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Lalu lintas bergerak di tengah kabut pagi di New Delhi, India.
Foto: AP Photo/Manish Swarup
Lalu lintas bergerak di tengah kabut pagi di New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa sekolah di New Delhi terpaksa harus diliburkan setelah Ibu Kota India tersebut diselimuti oleh lapisan kabut asap beracun yang tebal. Indeks kualitas udara (AQI) di New Delhi pada Jumat, dilaporkan anjlok ke tingkat terburuk di dunia.

Pejabat setempat mengatakan bahwa suhu yang lebih rendah dan pembakaran tunggul tanaman telah menyebabkan lonjakan polutan udara di New Delhi. Sebagian dari 20 juta penduduk New Delhi mengeluhkan iritasi pada mata dan tenggorokan gatal, akibat udara yang berubah menjadi abu-abu pekat saat AQI berada di kisaran 480 di beberapa stasiun pemantauan.

Baca Juga

AQI 0-50 dianggap baik, sementara angka antara 400 dan 500 mempengaruhi orang sehat dan berbahaya bagi mereka yang memiliki penyakit.

"Dalam 24 jam terakhir saya bertugas, saya melihat banyak bayi batuk, anak-anak yang datang dengan gangguan pernapasan dan napas yang cepat," kata Aheed Khan, seorang dokter yang berbasis di Delhi dalam cicitannya di X.

Warga dilaporkan telah memborong air purifier sebagai upaya untuk memastikan udara di rumah tetap bersih. Para pejabat mengatakan bahwa mereka tidak melihat adanya peningkatan kualitas udara.

"Tingkat polusi ini akan bertahan selama dua hingga tiga pekan ke depan, diperburuk oleh insiden-insiden pembakaran tunggul, kecepatan angin yang lambat dan suhu udara yang mendingin," ujar Ashwani Kumar, ketua Komite Pengendalian Polusi Delhi, seperti dilansir NBC, Senin (6/11/2023).

Para petani di negara bagian utara Punjab, Haryana dan Uttar Pradesh biasanya membakar sisa-sisa tanaman setelah panen di bulan Oktober untuk membersihkan ladang mereka sebelum mereka menabur tanaman musim dingin beberapa pekan kemudian. Tahun ini, perhatian terhadap kualitas udara yang memburuk telah membayangi Piala Dunia kriket yang diselenggarakan oleh India, dengan ibukota keuangan Mumbai juga menderita lonjakan tingkat polusi.

Pada hari Jumat, New Delhi menduduki posisi teratas dalam daftar real-time kota-kota paling berpolusi di dunia yang disusun oleh grup Swiss IQAir, yang menempatkan AQI di ibu kota India ini di angka 611 dalam kategori 'berbahaya' di angka 611.

Meskipun sekolah-sekolah menengah pertama di New Delhi diperintahkan untuk tutup pada hari Jumat dan Sabtu, sekolah-sekolah di pinggiran kota tetap dibuka. Namun siswanya diwajibkan untuk memakai masker, seperti halnya ketika pandemi Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement