REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ruang publik di Sydney, termasuk sebuah sekolah, pusat olahraga dan supermarket, dilaporkan terpapar asbes. Jejak asbes yang terikat dalam mulsa telah ditemukan di 41 titik yang tersebar di seluruh kota terpadat di Australia ini sejak awal Januari, ketika ditemukan di sebuah taman bermain.
Sebagai tanggapan, pemerintah negara bagian New South Wales telah membentuk gugus tugas asbes untuk memberikan lebih banyak sumber daya dan dukungan kepada Otoritas Perlindungan Lingkungan (EPA), dalam salah satu penyelidikan terbesar lembaga tersebut selama beberapa dekade terakhir.
Pihak berwenang sejauh ini telah menutup area taman, beberapa tempat wisata populer, dan menutup dua sekolah. Titik-titik yang terkontaminasi di lokasi lain telah diblokir dari publik.
“Hanya kurang dari 700 tes yang menunjukkan hasil negatif pada Ahad, sementara hasil dari tiga sekolah belum diterima,” demikian pernyataan EPA seperti dilansir Reuters, Selasa (20/2/2024).
Konser superstar pop Taylor Swift, yang dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini di bagian barat kota Sydney, akan tetap berlangsung setelah dilakukannya uji coba di lokasi acara.
Kecuali di satu lokasi, jenis asbes yang ditemukan sejauh ini adalah asbes terikat, yang dianggap berisiko rendah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Akan tetapi pejabat kesehatan telah melakukan pengujian pencegahan.
Asbes menjadi populer pada akhir abad ke-19 sebagai cara untuk memperkuat semen dan untuk tahan api. Namun berbagai penelitian kemudian menemukan bahwa menghirup serat asbes dapat menyebabkan radang paru-paru dan kanker. Sekarang asbes telah dilarang di sebagian besar dunia.