REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 100 rekor suhu tercatat di seluruh Vietnam pada bulan April, saat gelombang panas yang mematikan menghanguskan Asia Selatan dan Tenggara. Demikian menurut informasi resmi dari Pusat Nasional untuk Prakiraan Hidro-Meteorologi.
Panas ekstrem telah melanda Asia, mulai dari dari India hingga Filipina, dalam beberapa pekan terakhir memicu kematian akibat sengatan panas hingga penutupan sekolah. Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia akan menghasilkan gelombang panas yang lebih sering, lebih lama, dan lebih intens.
Menurut laporan, seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (7/5/2024), Vietnam mengalami tiga gelombang suhu tinggi pada bulan April, dengan suhu udara mencapai puncaknya pada 44 derajat Celsius di dua kota pada awal pekan ini. Angka tersebut hanya sedikit di bawah suhu tertinggi yang pernah tercatat di Vietnam yaitu 44,2 derajat Celsius pada tanggal 7 Mei tahun lalu.
Secara keseluruhan, 102 stasiun cuaca mencatat rekor tertinggi pada bulan April, ketika Vietnam bagian utara dan tengah menanggung beban terberat dari gelombang panas dengan suhu rata-rata 2 hingga 4 derajat Celsius lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu. Tujuh stasiun mencatat suhu di atas 43 derajat Celsius, semuanya terjadi pada hari Selasa.
Tanda-tanda paling dramatis dari cuaca ekstrem yang melanda Vietnam terjadi di provinsi selatan Dong Nai, yaitu ratusan ribu ikan mati di sebuah waduk.
Foto-foto menunjukkan bagaimana penduduk setempat mengarungi dan berperahu di waduk Song May seluas 300 hektare, dengan air yang nyaris tidak terlihat di balik selimut ikan yang mati. Kematian massal ikan ini disebabkan oleh kekurangan air yang disebabkan oleh gelombang panas dan pengelolaan yang buruk.
Badan cuaca Vietnam memperkirakan cuaca yang lebih panas di bulan Mei, dengan suhu yang diperkirakan akan mencapai 1,5 hingga 2,5 derajat Celsius lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Meskipun bulan April dan Mei biasanya merupakan waktu terpanas dalam setahun di Asia Tenggara, para ahli mengatakan bahwa efek El Nino membuat cuaca panas tahun ini menjadi lebih intens.
Bangladesh dan Myanmar mengalami rekor panas pada bulan April, sengatan panas telah menewaskan sedikitnya 30 orang di Thailand sejak awal tahun, dan suhu tinggi sebagian disalahkan atas ledakan mematikan di tempat pembuangan amunisi Kamboja.
Para uskup Katolik Roma di Filipina mendesak umat beriman untuk berdoa memohon hujan dan suhu yang lebih rendah, setelah suhu panas memaksa pemerintah untuk menutup puluhan ribu sekolah.
Kota besar India, Kolkata, mengalami panas yang menyengat, dengan suhu mencapai 43 derajat Celcius, yang merupakan suhu terpanas di bulan April sejak tahun 1954. Bahkan wilayah pegunungan Nepal juga terkena dampaknya, di mana pemerintah mengeluarkan peringatan kesehatan pekan lalu dan para petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kebakaran hutan yang sangat parah.