Selasa 07 May 2024 20:10 WIB

Serangan Gelombang Panas di Asia, Ini Negara-Negara yang 'Terpanggang'

Sejumlah negara di Asia dilanda gelombang panas dengan suhu sangat tinggi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pejalan kaki menggunakan payung untuk melindungi sinar matahari saat cuaca panas di Bangkok, Thailand, Jumat (28/4/2023). Thailand mengalami gelombang panas ekstrem.
Foto: EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
Pejalan kaki menggunakan payung untuk melindungi sinar matahari saat cuaca panas di Bangkok, Thailand, Jumat (28/4/2023). Thailand mengalami gelombang panas ekstrem.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar wilayah Asia dilanda gelombang panas yang telah mencapai rekor suhu tertinggi dari Myanmar hingga Filipina dan memaksa jutaan anak untuk tidak belajar di sekolah.

Di India, rekor suhu telah memicu gelombang panas yang mematikan dan kekhawatiran akan jumlah pemilih dalam pemilu di negara tersebut. Suhu panas yang ekstrem juga memaksa Bangladesh untuk menutup semua sekolah di seluruh negeri.

Baca Juga

Suhu ekstrem juga tercatat di Myanmar dan Thailand, sementara sebagian besar wilayah Filipina mengalami kekeringan. Para ahli mengatakan bahwa perubahan iklim telah membuat gelombang panas menjadi lebih sering terjadi, lebih lama dan lebih kuat, sementara fenomena cuaca El Nino juga menyebabkan cuaca yang sangat hangat tahun ini.

Data perkiraan jumlah pemilih setelah pemungutan suara ditutup pada tanggal 26 April di India - ketika tahap kedua dari tujuh tahap pemilihan umum di negara ini berlangsung - menunjukkan bahwa jumlah pemilih yang hadir mencapai 61 persen. Angka ini lebih rendah dari 65 persen pada tahap pertama, dan 68 persen pada tahap kedua lima tahun yang lalu.

Di antara negara-negara bagian yang mengadakan pemungutan suara pekan lalu adalah Kerala di bagian selatan, di mana laporan media pada tanggal 29 April menyebutkan bahwa setidaknya dua orang meninggal dunia diduga karena heatstroke. Suhu di Kerala melonjak hingga 41,9 derajat Celcius, hampir 5,5 derajat Celcius di atas suhu normal.

Lalu setidaknya dua orang juga meninggal di negara bagian Odisha, India timur, di mana suhu mencapai 44,9 derajat Celcius pada tanggal 28 April –suhu tertinggi yang pernah tercatat pada bulan April.

Sementara itu, di Bangladesh, para siswa masih belajar dari rumah, setelah sekolah-sekolah di seluruh negeri diperintahkan untuk tutup pada 29 April. Dua hakim Pengadilan Tinggi negara tersebut mengeluarkan perintah yang memerintahkan semua sekolah dasar dan menengah serta madrasah di Bangladesh untuk tetap tutup hingga 5 Mei, yang berdampak pada sekitar 32 juta siswa.

Kelas-kelas baru saja dimulai kembali sehari sebelumnya pada tanggal 28 April, setelah penutupan sekolah nasional selama sepekan yang dimulai pada tanggal 21 April dicabut.

Di ibu kota Dhaka, suhu maksimum diperkirakan akan tetap berada di atas 40 derajat Celcius hingga 2 Mei. Suhu rata-rata di kota ini selama sepekan terakhir adalah 4 atau 5 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata 30 tahun untuk periode yang sama.

Di Myanmar, suhu udara mencapai 48,2 derajat Celcius di kota Chauk di wilayah Magway tengah pada tanggal 28 April, menurut pernyataan dari kantor cuaca negara tersebut. Ini merupakan suhu tertinggi yang pernah terjadi di Myanmar pada bulan April sejak pencatatan dimulai 56 tahun yang lalu.

“Suhu mencapai 40 derajat Celcius di pusat komersial Yangon dan 44 derajat Celcius di kota kedua, Mandalay, pada hari yang sama,” demikian laporan kantor cuaca Myanmar seperti dilansir Straits Times, Selasa (7/5/2024).

Di Filipina, suhu udara di beberapa bagian negara kepulauan ini mencapai 40 derajat Celcius dalam beberapa hari terakhir, dengan indeks panas di salah satu daerah mencapai 53 derajat Celcius. Lebih dari separuh provinsi di negara ini menghadapi kekeringan akibat El Nino yang memperparah kondisi panas dan kering yang biasa terjadi pada bulan Maret, April dan Mei.

Hal ini termasuk di provinsi Nueva Ecija, di mana seorang petani bernama Daniel Velasco memompa air dari sumur dalam upaya untuk menyelamatkan sayurannya yang layu, karena gelombang panas yang menyengat dan kekeringan terburuk dalam beberapa tahun terakhir melanda tanamannya.

Hampir tidak pernah turun hujan di lahan labu dan tomat milik Velasco sejak November. "Saya kehilangan banyak uang," kata pria berusia 57 tahun itu, sambil berdiri tanpa alas kaki di atas tanah yang retak di provinsi bagian utara. Ia mengatakan bahwa labu-labunya mati sebelum sempat dijual, sehingga membuatnya terjerat utang.

Di Thailand, lebih dari tiga puluh distrik di 77 provinsi di negara ini telah mengalami rekor suhu di bulan April, yang umumnya merupakan bulan terpanas dalam setahun, dengan rekor tertinggi baru yang mengalahkan rekor yang dipegang sejak tahun 1958, menurut data dari Departemen Meteorologi Thailand.

Penggunaan listrik di Thailand melonjak ke rekor baru sebesar 36.699 MW pada 29 April di tengah-tengah suhu yang melonjak, menurut data di situs web regulator energi negara. Itu adalah ketiga kalinya permintaan mencapai puncak baru dalam waktu sekitar satu minggu.

Indeks panas Bangkok tercatat di atas 52 derajat Celcius dan sangat berbahaya pada tanggal 30 April. Di antara mereka yang paling terpukul di Bangkok adalah para pekerja lapangan yang mengharuskan mereka berada di luar ruangan sepanjang hari, seperti para pengemudi sepeda motor yang mengantarkan makanan dan menawarkan tumpangan taksi melalui jalan-jalan yang macet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement