Senin 30 Dec 2024 12:35 WIB

Amazon Dilanda Kebakaran, Kekeringan, dan Deforestasi Sepanjang 2024

Kebakaran hutan melanda sebagian besar bioma.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Petugas berusaha memadamkan api di sepanjang jalan ke Jacunda National Forest, dekat kota Porto Velho di kawasan Vila Nova Samuelyang merupakan bagian dari hutan Amazon.
Foto: AP Photo/Eraldo Peres
Petugas berusaha memadamkan api di sepanjang jalan ke Jacunda National Forest, dekat kota Porto Velho di kawasan Vila Nova Samuelyang merupakan bagian dari hutan Amazon.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Tahun 2024 merupakan tahun yang brutal bagi hutan hujan Amazon. Kebakaran hutan dan kekeringan ekstrem melanda sebagian besar bioma yang merupakan penyeimbang penting bagi perubahan iklim.

Pemanasan global menyebabkan kekeringan yang pada gilirannya memicu kebakaran terburuk sejak tahun 2005. Kebakaran tersebut berkontribusi pada deforestasi. Pihak berwenang mencurigai beberapa kebakaran dilakukan dengan sengaja untuk membuka lahan untuk peternakan.

Baca Juga

Luas Amazon dua kali lebih besar dari India dan terbentang di delapan negara dan satu wilayah. Hutan hujan ini menyimpan sejumlah besar karbon dioksida yang dapat menghangatkan bumi. Amazon memiliki sekitar 20 persen air tawar dunia dan keanekaragaman hayati yang menakjubkan, termasuk 16.000 spesies pohon yang telah diketahui.

Namun, pemerintah-pemerintah yang memiliki Amazon kerap memandangnya sebagai wilayah yang harus dieksploitasi. Hanya ada sedikit perhatian terhadap keberlanjutan atau hak-hak masyarakat adat. Para ahli mengatakan eksploitasi yang dilakukan individu dan kejahatan terorganisir meningkat hingga ke tingkat yang mengkhawatirkan.

“Kebakaran dan kekeringan yang terjadi di seluruh hutan hujan Amazon pada tahun 2024  dapat menjadi indikator yang tidak menyenangkan bahwa kita mencapai titik kritis ekologis yang telah lama ditakuti,” kata direktur advokasi di Amazon Watch Andrew Miller, akhir pekan lalu.

Amazon Watch merupakan organisasi yang fokus untuk melindungi hutan hujan itu. “Jendela kesempatan umat manusia untuk memulihkan tren ini semakin mengecil, tetapi masih terbuka," tambah Miller.

Pernyataan Miller didukung fakta deforestasi di Brasil dan Kolombia turun. Negara-negara yang berkumpul di Pertemuan Keanekaragaman Hayati PBB di Kolombia tahun ini juga sepakat untuk memberi ruang lebih luas bagi masyarakat adat dalam keputusan konservasi.

"Bila hutan hujan Amazon berhasil menghindari titik kritis, masyarakat adat faktor penentunya," kata Miller.

Tahun ini hilangnya tutupan hutan hujan Amazon di Brasil turun 30,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat kerusakan terendah dalam sembilan tahun terakhir.

Pemerintah Presiden Luiz Inácio Lula da Silva berhasil memulihkan deforestasi besar-besaran selama pemerintahan Jair Bolsonaro yang melemahkan badan-badan lingkungan hidup dan lebih memprioritaskan ekspansi agrobisnis daripada perlindungan hutan.

Pada bulan Juli, Kolombia melaporkan tingkat deforestasi Amazon di negara itu pada tahun 2023 terendah dalam sejarah. Penurunan deforestasi ini didorong penurunan perusakan lingkungan. Menteri Lingkungan Hidup Kolombia Susana Muhamad, memperingatkan angka tahun 2024 mungkin tidak akan menjanjikan.

Pasalnya, deforestasi pada tahun ini diperkirakan meningkat signifikan. Cuaca kering yang dipicu fenomena alam El Nino memicu kebakaran hutan di Amazon wilayah Kolombia pada bulan Juli lalu. Aktivitas ekonomi ilegal juga masih mendorong deforestasi di negara Andes itu.

“Tidak mungkin mengabaikan ancaman yang ditimbulkan kejahatan terorganisir dan ekonomi yang mereka kendalikan terhadap konservasi Amazon,” kata konsultan untuk Crisis Group di Amerika Latin Bram Ebus.

Pada Agustus lalu kebakaran hutan mengakibatkan Brasil diselimuti asap hitam. Kebakaran terjadi di seluruh Amazon, sabana Cerrado, lahan basah Pantanal, dan negara bagian Sao Paulo. Pihak berwenang menilai sebagian besar kebakaran-kebakaran ini diakibatkan aktivitas manusia seperti seperti pembukaan lahan.  

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement