Rabu 30 Apr 2025 15:24 WIB

Pengembangan SDM Industri Hijau Dukung Hilirisasi

Kompetensi SDM belum sesuai kebutuhan industri hijau.

Pekerja mengecek di area kompensator sebelum peresmian penyambungan Listrik Grid PLN 150 kV ke Smelter Feronikel UBP Nikel Kolaka PT ANTAM Tbk, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (28/10/2024). PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) terus memperkuat posisinya dalam mendukung hilirisasi mineral melalui kerjasama strategis dengan PT PLN (Persero). Dalam kolaborasi ini, PLN menyediakan pasokan listrik sebesar 150 Megavolt Ampere (MVA) untuk Smelter Feronikel ANTAM yang terletak di Kolaka. Pasokan listrik dari PLN ini akan memungkinkan ANTAM beralih dari penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, sejalan dengan komitmen perusahaan untuk meningkatkan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan dan mendukung program dekarbonisasi nasional.
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja mengecek di area kompensator sebelum peresmian penyambungan Listrik Grid PLN 150 kV ke Smelter Feronikel UBP Nikel Kolaka PT ANTAM Tbk, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (28/10/2024). PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) terus memperkuat posisinya dalam mendukung hilirisasi mineral melalui kerjasama strategis dengan PT PLN (Persero). Dalam kolaborasi ini, PLN menyediakan pasokan listrik sebesar 150 Megavolt Ampere (MVA) untuk Smelter Feronikel ANTAM yang terletak di Kolaka. Pasokan listrik dari PLN ini akan memungkinkan ANTAM beralih dari penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, sejalan dengan komitmen perusahaan untuk meningkatkan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan dan mendukung program dekarbonisasi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menegaskan bahwa pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan industri hijau merupakan kunci keberhasilan program hilirisasi nasional. Hal ini disampaikannya saat membuka Indonesia’s Green Jobs Conference 2025 di Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Menurut Yuliot, saat ini masih terdapat kesenjangan antara kompetensi lulusan pendidikan vokasi dan kebutuhan nyata industri, khususnya sektor hijau yang sangat memerlukan keahlian di bidang teknik.

Baca Juga

“Masih ada gap antara kurikulum vokasi dan kebutuhan industri, sehingga lulusan kita belum sepenuhnya sesuai dengan pasar kerja,” ujarnya dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, dikutip Rabu (30/4/2025).

Ia mendorong peningkatan dan pembaruan pengetahuan bagi para pengajar dan pelatih agar selaras dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri. Selain itu, pembangunan basis data SDM yang terintegrasi dinilai penting untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan industri hijau.

“Pengajar dan trainer harus mengikuti perkembangan teknologi dan industri. Kita juga butuh sistem basis data yang terintegrasi,” tambahnya.

Langkah tersebut, menurut Yuliot, akan memperkuat program hilirisasi yang menjadi prioritas pembangunan nasional. Pemerintah sendiri telah menyusun Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis yang mencakup 28 komoditas dengan proyeksi investasi mencapai 618 miliar dolar AS hingga 2040. Sekitar 91 persen dari investasi ini terkonsentrasi di sektor ESDM, terutama mineral, batubara, migas, dan energi terbarukan.

Dampak ekonominya diproyeksikan mencakup tambahan PDB sebesar 235,9 miliar dolar AS, nilai ekspor 857,9 miliar dolar AS, serta penciptaan lebih dari 3 juta lapangan kerja. Ini mempertegas bahwa SDM yang kompeten merupakan fondasi utama dalam mendukung hilirisasi dan transisi energi.

Salah satu langkah nyata transisi energi adalah program pensiun dini bagi pembangkit listrik beremisi tinggi, serta perluasan penggunaan energi terbarukan seperti B40—campuran 40 persen biodiesel berbasis sawit dan 60 persen solar—yang mulai diterapkan sejak awal 2025. Pemerintah juga mendorong skema ekonomi sirkular dengan mengolah sampah menjadi listrik.

Selain itu, pembangunan smelter minerba dan peningkatan kapasitas kilang melalui program Refinery Development Master Plan (RDMP) diperkirakan  mendorong penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar.

Sebagai informasi, Indonesia’s Green Jobs Conference 2025 yang digagas oleh Bappenas, menjadi forum strategis untuk merumuskan arah kebijakan dan berbagi praktik terbaik dalam pengembangan lapangan kerja hijau di Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement