Rabu 03 Sep 2025 15:30 WIB

Kemenhut dan IPB Kembangkan Biobank untuk Satwa Liar

IPB telah lama meneliti satwa liar.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Kemenhut dan IPB mengembangkan biobank untuk satwa liar terancam punah.
Foto: IPB
Kemenhut dan IPB mengembangkan biobank untuk satwa liar terancam punah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menandatangani kerja sama dengan IPB University untuk mengembangkan teknologi Reproduksi Berbantu (Assisted Reproductive Technology/ART) dan biobank bagi satwa liar yang terancam punah. ART meliputi inseminasi buatan, fertilisasi in vitro (IVF), transfer embrio, hingga kriopreservasi gamet dan embrio.

Biobank berfungsi menyimpan material genetik seperti sperma, sel telur, embrio, dan jaringan untuk mendukung keberlanjutan konservasi di masa depan. Teknologi ini dinilai penting untuk memperkuat konservasi ex-situ, menjaga keragaman genetik satwa liar, serta mendukung restorasi populasi melalui transfer embrio atau reintroduksi satwa hasil ART.

Baca Juga

Saat ini, ART dan biobank telah diterapkan pada badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) melalui pusat konservasi semi in-situ di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas, Lampung, dan Suaka Badak Kelian, Kalimantan Timur. Upaya ini mencakup pengumpulan dan penyimpanan material genetik, sekaligus pengembangan teknik reproduksi berbasis sains untuk meningkatkan peluang kelahiran.

Kementerian Kehutanan menilai langkah ini sebagai terobosan dalam penyelamatan salah satu spesies paling terancam di dunia. Pengembangan ART dan biobank juga sejalan dengan Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) yang menekankan riset, teknologi, dan bank genetik sebagai strategi adaptif untuk melindungi satwa liar dengan populasi kecil dan terfragmentasi.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan penguasaan teknologi modern penting untuk memperkuat konservasi keanekaragaman hayati nasional. “Sehingga nanti para peneliti asing yang datang ke Indonesia, bukan keanekaragaman hayati kita yang dibawa keluar untuk dipelajari,” ujarnya.

Raja Juli menyebut kerja sama dengan IPB menjadi langkah awal menuju pembangunan pusat riset dan inovasi konservasi terbesar di Asia Tenggara. Rektor IPB Arif Satrya menyambut baik kolaborasi ini, mengingat IPB telah lama meneliti satwa liar seperti badak jawa dan badak sumatera dengan pendekatan ART dan biobank.

“Biobank ini belum banyak di Indonesia. Jadi insya Allah kita akan menjadi pusat untuk penyimpanan sumber daya genetik untuk beberapa satwa liar,” kata Arif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement