Rabu 04 Oct 2023 18:10 WIB

Suhu Panas Ekstrem, Jumlah Pendaki Terluka dan Meninggal di Grand Canyon Meningkat

Para ilmuwan memrediksi kondisi panas ekstrem Grand Canyon akan semakin memburuk.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Suhu panas ekstrem Grand Canyon diprediksi akan terus memburuk.
Foto: flickr
Suhu panas ekstrem Grand Canyon diprediksi akan terus memburuk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grand Canyon merupakan taman nasional di Amerika Serikat yang begitu populer di kalangan turis. Akan tetapi, Ngarai Besar itu juga diklasifikasikan sebagai taman nasional yang paling mematikan, karena tingginya jumlah pendaki yang meninggal dan terluka.

Baru-baru ini, seorang pendaki berusia 63 tahun ditemukan terluka setelah ditinggalkan teman-temannya. Lalu ada juga seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun yang terjatuh ke dalam Ngarai saat mencoba untuk tidak mengganggu turis lain yang sedang berfoto.

Baca Juga

Meskipun cerita tentang pendaki yang jatuh ke dalam Ngarai cenderung menjadi berita utama, namun bahaya yang sebetulnya mengintai di Grand Canyon adalah panas ekstrem. Para ilmuwan juga percaya bahwa kondisi ini akan semakin memburuk.

Sebuah studi baru yang diterbitkan pada bulan Agustus di jurnal ilmiah PLOS One, meneliti data yang telah dipublikasikan sebelumnya tentang penyakit akibat panas (HRI/heat-related illness) seperti heat stroke. Peneliti kemudian menghasilkan prediksi tentang bagaimana insiden ini akan meningkat karena perubahan iklim selama 77 tahun ke depan.

Para peneliti memeriksa catatan kunjungan harian, suhu, serta kelembaban harian maksimum dan minimum dari tahun 2004 hingga 2009 untuk memahami hubungan antara cuaca dan HRI pada pengunjung taman nasional. Kemudian, dengan menggunakan proyeksi iklim masa depan dari World Climate Research Programme, mereka memperkirakan bahwa HRI akan meningkat antara 29 hingga 137 persen pada tahun 2100, dengan asumsi tidak ada perubahan dalam kunjungan.

Lebih lanjut, mereka mencatat bahwa HRI sebenarnya lebih sering terjadi pada bulan-bulan musim semi dan musim gugur daripada musim panas. Suhu di dasar Ngarai secara teratur mencapai 48 derajat celcius pada bulan-bulan musim panas, mendorong banyak orang untuk menghindari daerah tersebut.

“Tetapi pada musim gugur, beberapa orang mungkin terkecoh dan mengira bahwa mereka dapat melakukan pendakian seperti biasa. Namun, suhu saat ini diperkirakan berada di kisaran 80-an derajat fahrenheit untuk bulan Oktober, yang masih bisa berbahaya jika tidak dilakukan tindakan pencegahan khusus,” kata peneliti seperti dilansir Advnture, Rabu (4/10/2023).

Para peneliti juga merekomendasikan edukasi seputar pendakian dan rekreasi dalam kondisi panas, yang membutuhkan hidrasi ekstra, membawa air untuk membasahi diri, mendaki lebih awal, dan memilih jalur yang teduh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement