Selasa 28 Nov 2023 01:10 WIB

400 Ribu Kematian di Eropa pada 2021 Terkait dengan Polusi Udara  

Konsentrasi polutan udara pada 2021 jauh di atas tingkat yang direkomendasikan WHO.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Polusi udara. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Polusi udara. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir 400 ribu kematian di Eropa pada tahun 2021 terkait dengan tiga polutan udara, yaitu PM2.5, nitrogen dioksida, dan paparan ozon. Laporan yang dirilis European Environment Agency (EEA) menyatakan jumlah kematian bisa ditekan jika polutan dikurangi ke tingkat yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

EEA mengatakan di Uni Eropa, polusi yang disebabkan oleh materi partikulat halus (PM2.5), yang mempengaruhi orang-orang dengan penyakit jantung khususnya, menyebabkan 253 ribu kematian pada tahun 2021. Polusi dari nitrogen dioksida (NO2), yang paling berbahaya bagi penderita diabetes telah menyebabkan 52 ribu kematian, serta paparan ozon (O3) jangka pendek menyebabkan 22 ribu kematian.

Baca Juga

Beberapa negara di kawasan Eropa yang tidak termasuk Uni Eropa juga mencatatkan kematian hingga 389 ribu jiwa terkait polutan. Demikian menurut EEA dalam laporannya untuk tahun 2021, yang dirilis pada hari Jumat.

“Konsentrasi polutan udara pada tahun 2021 tetap jauh di atas tingkat yang direkomendasikan oleh WHO dalam pedoman kualitas udaranya. Mengurangi polusi udara ke tingkat pedoman ini akan mencegah sejumlah besar kematian yang dapat diatribusikan di negara-negara anggota Uni Eropa,” kata EEA dalam laporannya seperti dilansir Reuters, Senin (27/11/2023).

Jumlah kematian tertinggi akibat PM2.5 pada tahun 2021 terjadi di Polandia, Italia, dan Jerman, sedangkan negara-negara di Eropa utara seperti Islandia, Skandinavia, dan Estonia mengalami dampak terendah. Paparan NO2 dan O3 jangka pendek memiliki dampak terbesar pada kematian di Turki, Italia, dan Jerman, menurut laporan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement